Bongkar Cara Main Mafia Migas, Said Didu: Mafia Bekerja di dalam Regulasi, Bukan Melawan Hukum!
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, M. Said Didu menceritakan cara kerja mafia yang ada di BUMN. Menurutnya, mafia berkeliaran di dalam regulasi.
Penulis: Nidaul 'Urwatul Wutsqa
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Oleh karena itu dalam hal ini Said Didu menegaskan pada undang-undang APBN, PT Petral merupakan pihak yang membuat regulasi, sehingga ia rangkaian inilah yang disebut cara kerja mafia.
Maka menurut Said Didu tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Pertamina.
"Bagaimana mafia bekerja di Pertamina? Begitu juga caranya. Aturan pengadaan migas di Pertamina itu mungkin hampir tiap 3 hari, 4 hari diganti," ujar Presiden Manusia Merdeka tersebut.
Ia kembali berpendapat, jika Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina gagal memberantas mafia yang masih bersarang di dalam Pertamina, maka bisa jadi Ahok adalah bagian dari mafia.
"Jadi kalau Ahok memang mau memberantas mafia, kalau dia gagal maka dia menjadi bagian dari mafia. Karena dia bisa membikin regulasi yang melindungi mafia. Nah, karena tiap saat pengadaan itu diganti-ganti di Pertamina," kata Said Didu.
Dirinya juga menegaskan kepada Arya Sinulingga selaku Staf Khusus Menteri BUMN, agar mengawasi Ahok jika diketahui mengganti pengadaan migas dan bermain mafia seperti yang ia ceritakan sebelumnya.
"Bung Arya, kita awasi kalau dia mengganti-ganti terus dan bermain mafia ya kita awasi dia karena tugasnya dia memberantas mafia. Jadi, mafia ini ada. Saya paham," ujar Said Didu kepada Arya Sinulingga yang turut hadir dalam acara tersebut.
Said Didu juga memberitahu bahwa dirinya telah lapor kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2016 silam terkait adanya mafia migas.
Dirinya juga mengungkapkan ketidaktahuan akan keberlanjutan kasus pemberantasan mafia migas tersebut hingga saat ini.
"2016 itu hasil audit KordaMentha, kami menemukan bahwa semua orang yang bekerja di KordaMentha itu HP-nya mengarah ke satu orang. Jadi koordinasinya ada. Dan kita tahu itu puluhan miliar per hari yang diambil oleh mereka. Itu kita sudah laporkan ke KPK tahun 2016. Nah, saya nggak tahu sekarang nggak jalan," ungkap mantan Komisaris PT Bukit Asam.
Berdasarkan dari beberapa ceritanya tersebut ia menegaskan kembali adanya mafia yang bisa mempengaruh penguasa.
"Jadi maksud saya kalau orang mengatakan tidak ada mafia, maaf saja saya tahu persis ada mafia. Dan mafianya itu adalah selalu mengobjektifkan kepentingan subjektif lewat kekuasaan."
"Apakah mafianya mau? Engga. Kalau penguasanya mau pasti mafianya bisa. Problemnya dikalkulasi itu baginya banyak, cuma bukan tambah kali aja, bagi-baginya juga," pungkas Said Didu.
Sementara itu, pihaknya juga yakin pemberantasan mafia merupakan komitmen bersama dalam harapan Indonesia Maju.