Teknologi dan Digitalisasi Bantu Optimalkan Kelancaran Operasi Hulu Migas
Meningkatnya kebutuhan energi minyak dan gas, menuntut penggunaan teknologi dalam usaha hulu untuk meminimalisir kerumitan area operasi dan eksplorasi
TRIBUNNEWS.COM - Kebutuhan energi minyak dan gas yang semakin meningkat, menuntut penggunaan teknologi dalam usaha hulu untuk meminimalisir kerumitan area operasi dan eksplorasi.
Deklarasi "Making Indonesia 4.0" sejak April 2018 oleh Presiden Republik Indonesia untuk membangun Indonesia dalam memasuki era 4.0 adalah langkah besar dalam upaya merevitalisasi industri Indonesia, termasuk industri hulu minyak dan gas bumi.
Peran industri minyak dan gas bumi tidak hanya sebagai penghasil energi, tetapi juga sebagai penghasil bahan baku untuk membangun industri strategis dan pendukung yang menjadi salah satu poin kunci dalam upaya mewujudkan keberhasilan industri di era 4.0.
Dalam menanggapi tantangan-tantangan ini, kerja keras diperlukan untuk mencapai target rasio penggantian cadangan, meningkatkan produksi, dan mengangkat, mengendalikan pemulihan biaya, serta meningkatkan tata kelola minyak dan gas di Indonesia. Keempat hal ini adalah pilar mewujudkan revitalisasi SKK Migas dalam mendukung kedaulatan dan pemerataan energi.
Untuk itu, Indonesia memerlukan rencana jangka panjang yakni menjaga produksi yang saat ini ada, mengubah resources menjadi reserves, enhanced oil recovery (EOR), dan eksplorasi yang masif.
Rencana tersebut juga telah mendapat dorongan dari empat asosiasi yang bergelut di bidang energi, yaitu Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan Gas Bumi Indonesia (IAFMI), dan Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) pada kegitan Joint Convention Yogyakarta 2019 (JCY 2019).
SKK Migas pun telah memulai upaya dengan melakukan beberapa transformasi, termasuk mengubah skema pemulihan biaya menjadi gross split untuk menjadikan investasi lebih menarik, mengalihkan produksi nasional dari dominasi minyak ke dominasi gas, pengembangan minyak dan gas dari wilayah Indonesia Barat ke Indonesia Timur, dan pergeseran pengembangan lapangan dari target air dangkal ke laut dalam. Lebih dari itu, saat ini perubahan paradigma dari minyak dan gas bumi sebagai bahan bakar telah bergeser menjadi bahan baku industri.
Untuk itu, SKK Migas mengambil langkah melakukan transformasi berbasis teknologi sehingga dapat membantu kelancaran operasi migas Indonesia. Salah satunya dengan melakukan integrasi data melalui pengaplikasian Integrated Operation Center (IOC).
IOC tersebut mencakup beberapa layanan pengelola kinerja yang terhubung dengan KKKS sehingga produksi, manajemen fasilitas, kegiatan pengeboran (drilling), dan kegiatan operasi lifting migas bisa terpantau secara realtime dan online. IOC juga dirancang sebagai working collaborative environment.
Layanan dan aplikasi yang tergabung di dalam IOC saat ini diantaranya yaitu, Sistem Operasi Terpadu (SOT) for Production Dashboard, Oil and Gas Lifting Dashboard, Stock Management Dashboard, Plant Information Management System (PIMS), Facility Maintenance Monitoring and Project Monitoring, Vessel Tracking Information System (VTIS), Real Time Drilling Operation, dan Emergency Response Center (ERC).
Sebagai contoh, pada pelaporan produksi, stok, dan lifting minyak dan gas bumi di Indonesia sudah dapat diakses secara online melalui IOC dan database sudah terintegrasi dengan 95 persen Kontraktor Kontrak Kerja Sama produksi.
Dari penerapan IOC, menghadirkan manfaat dengan memberikan tambahan capability SKK Migas dalam monitoring kegiatan operasional hulu migas yang tersebar di seluruh Indonesia secara terintegrasi, online data, dan easy access. Hasilnya berupa optimalisasi perencanaan pemeliharaan fasilitas, support pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dengan analisis yang menyeluruh yang berujung kepada target optimasi produksi dan efisiensi biaya.
Dengan optimasi perencanaan di awal tahun kegiatan operasi pemeliharaan fasilitas, berpotensi pula dapat mengefisiensi anggaran pemeliharaan fasilitas dan operasional kegiatan proses serta diharapkan dapat mengoptimalisasi produksi migas dan membantu kelancaran operasi migas Indonesia.
Visi dari IOC adalah mengintegrasikan sumber daya manusia di hulu migas, proses dan teknologi secara digital colaboratif untuk memberikan nilai tambah yang maksimal bagi industri hulu migas.
Penulis: Nurfina Fitri Melina/ Editor: Dana Delani
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.