Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polemik Khilafah Terus Bergulir, Ismail Hasani Sarankan FPI Pilih Kata-kata yang Tidak Kontroversial

Ismail Hasani mengatakan Front Pembela Islam (FPI) memilih kata kontroversial dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).

Penulis: Nuryanti
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Polemik Khilafah Terus Bergulir, Ismail Hasani Sarankan FPI Pilih Kata-kata yang Tidak Kontroversial
Tangkap Layar kanal YouTube Kompas TV
Ismail Hasani 

TRIBUNNEWS.COM - Direktur Eksekutif Setara Institute, Ismail Hasani mengatakan Front Pembela Islam (FPI) memilih kata kontroversial dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).

Diketahui, FPI tidak bisa memperpanjang Surat Keterangan Terdaftar (SKT) karena ada kata Khilafah dalam pasal 6.

Kata Khilafah itu hingga kini masih menimbulkan polemik, hingga Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), meminta kelompok pendukung khilafah untuk datang ke DPR.

Sehingga untuk mempermudah perpanjangan SKT FPI, Ismail Hasani menyarankan untuk memilih kata yang tidak kontroversial.

"Mungkin temen-temen FPI, pilihlah kata-kata yang tidak kontroversial," saran Ismail Hasani di Studio Menara Kompas, Rabu (4/12/2019), dikutip dari YouTube Kompas TV.

Ismail juga memberi saran FPI untuk membentuk organisasi bernama AAI.

Direktur Peneliti Setara Institute Ismail Hasani saat konferensi pers hasil survei indeks kinerja HAM 2016, di kantor Setara Institute, Jakarta Selatan, Senin (12/12/2016).
Direktur Peneliti Setara Institute Ismail Hasani saat konferensi pers hasil survei indeks kinerja HAM 2016, di kantor Setara Institute, Jakarta Selatan, Senin (12/12/2016). (KOMPAS IMAGES)

Mengingat sebelumnya FPI menyebut kata Khilafah tersebut, bertujuan untuk mendorong Organisasi Kerja sama Islam (OKI).

Berita Rekomendasi

"Kalau tujuannya untuk membangun aliansi internasional Islam, bisa saja bikin organisasi AAI misalnya," kata Ismail.

Ia menyebut SKT FPI bukan menjadi permasalahan utama.

"SKT ini bukan isu utama sebenarnya, karena tanpa SKT, setiap orang bisa bebas berserikat berkumpul," ujarnya.

"Kecuali FPI hendak mengakses dana negara, karena itu dia perlu SKT," lanjut Ismail.

Ismail menjelaskan, pemerintah akan memberi bantuan jika organisasi masyarakat (ormas) mempunyai SKT.

"Karena negara memberi ormas uang, perlu memverifikasi, apa tujuannya," jelasnya.

Sebelumnya, Ketua FPI bidang Penegakan Khilafah, Awit Masyhuri menjelaskan arti Khilafah bertujuan untuk mendorong kinerja dari OKI.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas