Hari Ibu, Megawati Keluhkan Perempuan yang Tak Mau Terjun ke Dunia Politik: Masuk Politik Itu Tabu!
Megawati Soekarnoputri mengungkapkan kesepian lantaran banyak perempuan yang tidak mau masuk dunia politik.
Penulis: Nidaul 'Urwatul Wutsqa
Editor: Daryono
"Kok ditepuktangani? Lha orang 22 kali! Saya jengkel sekali. Kok dominasi kaum prianya kuat sekali?" ujarnya.
Ia lantas menjelaskan dirinya yang bisa duduk di kursi presiden dan wapres, serta tiga kali ia dalam struktur DPR RI.
"Bukan untuk menyombongkan diri. Hanya sebagai inspirasi bahwa kaum perempuan sebenarnya juga dapat seperti itu,"
Megawati mengungkap sangat merindukan perempuan yang berkeinginan untuk menjadi presiden dan wakil presiden.
"Saya apa? Sedihnya apa? Kaum perempuan, 'Saya sebetulnya ingin menghendaki ibu untuk jadi presiden lagi, tetapi lebih baik laki-laki yang jadi," ungkapnya.
"Aduh kaum saya sendiri. Masih belum punya percaya diri. Padahal saya sudah jadi satu kali. Mau kedua kali, tapi begitulah," keluhnya.
Ia mengatakan kaum perempuan sendiri yang memperlemah dan membuat diri menjadi terpuruk.
Di sisi lain ia menyinggung kasus-kasus persoalan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT).
Ia mengungkapkan bahwa dirinya lah yang membuat Undang-undang KDRT di Indonesia.
"Ketika terjadi KDRT banyak dari mereka tidak mau melaporkan. Karena apa? Kalau ditanya mengatakan bahwa 'Itu harga diri kami', 'Itu adalah rasa malu kami', 'Kasihan anak-anak'," paparnya.
Menurutnya pernyataan-pernyataan umumnya wanita tersebut tidak lah benar.
Perempuan harus bisa bicara demi dirinya sendiri.
Kembali Megawati mengungkapkan banyak persoalan yan membuat dirinya trenyuh tak lain mengetahui banyak perempuan yang diputus karirnya oleh suaminya.
"Hanya untuk kata 'Pilih partai apa pilih saya?' Saya sebagai ketua umum tidak bisa intervensi. Itu adalah ruangan kamu. Tapi bagaimana kalau anak kita pun di KDRT, diam?" kata Megawati.