Kaleidoskop 2019 : Jokowi-Prabowo Berpelukan di MRT hingga sang Rival Jadi Menhan
Catatan Tribunnews.com yang paling fenomenal ialah pertemuan Presiden Jokowi dengan Prabowo Subianto.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Malvyandie Haryadi
Selain keduanya, Jokowi turut memanggil sejumlah orang dari berbagai latar belakang ke Istana karena dia sedang menyusun kabinet jilid II.
Usai pertemuan, Prabowo mengaku diminta masuk ke kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin membantu bidang pertahanan.
Puncaknya di Istana Merdeka, Rabu (23/10/2019) Jokowi menunjuk Prabowo sebagai Menteri Pertahanan.
Sontak Istana bergemuruh, para menteri tersenyum dan tepuk tangan ke arah Prabowo. Awak media pun turut bersorak.
Merespon itu Prabowo berdiri dan memberikan sikap hormat pada Jokowi, senyumnya merekah. Jokowi menamakan kabinetnya sebagai Kabinet Indonesia Maju.
Keputusan Jokowi menuai pro dan kontra. Banyak orang menyayangkan mengapa Jokowi merangkul Prabowo, sang lawan.
Meski begitu, publik memahami pasti Jokowi punya pertimbangan khusus menjadikan Prabowo sebagai menteri.
Akhirnya Presiden Jokowi buka suara menjawab pertanyaan publik. Dia menjelaskan ingin membangun sebuah demokrasi gotong royong dan di Indonesia tidak ada istilah oposisi seperti di negara lain.
Sehingga orang nomor satu di Indonesia ini merasa tidak ada salahnya, Prabowo bergabung dengan pemerintahannya demi kebaikan bangsa.
"Demokrasi kita adalah demokrasi gotong royong. Kalau itu baik untuk negara, baik untuk bangsa kenapa tidak dan memang sistem presidential yang kita miliki ini tidak kayak dii luar. Biasanya ada dua partai besar, ini ndak. Meskipun dua yang berkompetisi tapi partainya banyak. Kita memang masih menuju pada sebuah proses demokrasi bernegara ke depan," tutur Jokowi di Istana Merdeka.
Terakhir alasan Jokowi menunjuk Prabowo sebagai Menhan karena Prabowo punya pengalaman besar.
"Ya memang pengalaman besar beliau ada di situ," singkatnya.