Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peringati Hari Ibu, Menkeu Sri Mulyani: Perempuan Biasanya Dianggap sebagai Pengecualian

Memperingati Hari Ibu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Berbicara Tentang Perempuan. Menurut Sri Mulyani, Perempuan Biasanya Dianggap Sebagai Pengecualian

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Peringati Hari Ibu, Menkeu Sri Mulyani: Perempuan Biasanya Dianggap sebagai Pengecualian
Tangkap Layar YouTube KompasTV
Tangkap Layar YouTube KompasTV Sri Mulyani dalam peringatan Hari Ibu yang diselenggarakan BPIP di Jakarta 

Terkait hal tersebut, ia menuturkan justru merasa kesepian.

Pasalnya, banyak wanita yang masih enggan untuk masuk ke dunia politik seperti dirinya.

"Banyak kaum perempuan seperti sekarang hebat-hebat tapi saya merasa kesepian, banyak yang tidak mau masuk politik," ujar Megawati dari tayangan yang diunggah KompasTV, Minggu (22/12/2019).

Megawati menuturkan, perempuan banyak yang menganggap politik itu sebagai sesuatu tabu.

Selain itu, perempuan juga menganggap politik itu tempat untuk kaum laki-laki.

"Padahal politik itu sebenarnya, kalau kita mau tahu, umpamanya kenapa harga cabe, bawang merah itu cenderung naik sebetulnya sudah berpolitik kita," jelas Megawati.

Megawati Soekarnoputri, Putri Presiden RI pertama Soekarno Hatta
Megawati Soekarnoputri, Putri Presiden RI pertama Soekarno Hatta (Tangkapan Layar KompasTV)

Megawati Menjelaskan Peran Wanita di Pemerintahan

Berita Rekomendasi

Lebih lanjut, Megawati menjelaskan soal peran wanita saat pemerintahan Presiden keempat Indonesia, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Pada saat itu, Megawati menjabat sebagai Wakil Presiden.

Megawati mengungkapkan, saat itu banyak perempuan dari berbagai organisasi datang kepada Gus Dur, minta untuk menduduki jabatan legislatif.

Kemudian, bagi perempuan dibuat kuota 30 persen untuk menduduki jabatan sebagai legislatif.

Namun, saat itu Megawati menanyakan ulang kepada Gus Dur, untuk memikirkan ulang soal kuota 30 persen bagi perempuan.

Pasalnya, saat itu Megawati menganggap kuota tersebut terlalu besar.

"Karena 30 persen itu besar, apakah kaum perempuannya sendiri sudah siap, bersediakah mereka berjuang di bidang politik," ungkap Megawati.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas