Tanggapan Tokoh Politik Soal Konflik Natuna, Ada yang Cool Saja hingga Sebut Kejahatan Lintas Negara
Pernyataan Para Tokoh Soal Konflik Natuna, dari yang Cool Saja hingga Kejahatan Lintas Negara
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Ayu Miftakhul Husna
Dalam twit-nya Susi kembali menegaskan penegakan hukum kepada para pencuri ikan ini berbeda dengan persahabatan antar negara maupun investasi.
Baca: VIRAL Miniatur Kepulauan Indonesia Tenggelam, Ini Penjelasan Pihak TMII dan Kondisi Terbarunya
Pasukan disiapkan
Panglima Komondo Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya (Laksdya) TNI Yudo Morgono menggelar apel pasukan intensitas operasi rutin TNI di pelabuhan Selat Lampa, Ranai Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
Ada 600 personel TNI dan lima unit kapal perang yang ikut dalam apel pengamanan Laut Natuna ini.
Dikutip dari Kompas.com, Minggu (5/1/2020), 600 personel TNI yang disiagakan terdiri dari satu Kompi TNI AD Batalyon Komposit 1 Gardapat, satu Kompi gabungan TNI AL terdiri dari personel Lanal Ranai, Satgas Komposit Marinir Setengar, serta satu Kompi TNI AU (Lanud Raden Sadjad dan Satrad 212 Natuna).
Yugo menegaskan, pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh kapal ikan asing di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia merupakan ancaman pelanggaran batas wilayah.
"Dan itu perbuatan yang sangat mengancam kedaulatan Indonesia. Untuk itu, TNI wajib melakukan penindakan hukum terhadap pelanggar asing yang telah memasuki wilayah dan kegiatan ilegal berupa penangkapan ikan tanpa izin di Indonesia," kata Yudo.
Baca: Belum Capai Kesepakatan, Arema FC Persilahkan Persebaya dan Persib Buru Tanda Tangan Makan Konate
Bahkan mulai 1 Januari 2020, telah didelegasikan tugas dan wewenang kepada Pangkogabwilhan I untuk menggelar operasi menjaga wilayah Indonesia dari pelanggar asing.
"Operasi ini dilaksanakan oleh TNI dari seluruh unsur, mulai dari laut, udara dan darat," jelasnya.
Lebih jauh Yudo mengatakan kepada seluruh prajurit untuk memahami aturan-aturan yang berlaku, baik hukum laut internasional maupun hukum nasional di wilayah laut Indonesia.
Selain itu seluruh prajurit wajib menindak secara terukur dan profesional sehingga tidak mengganggu hubungan negara tetangga yang sudah terjalin dengan baik.
"Yang terpenting gunakan role of engagement yang sudah dipakai dalam kegiatan sehari-hari," pungkasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 KRI dan 600 Prajurit TNI Siaga Amankan Perairan Natuna"
(*)
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(Kompas.com/Hadi Maulana)