Makna Kain Hitam yang Sempat Selimuti Gedung TVRI Selama 3 Jam
Pantauan Tribunnews.com pukul 16:41 WIB, kain hitam berukuran 400 meter yang sebelumnya terbentang di pagar bagian utara gedung TVRI sudah tidak ada.
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gedung TVRI Pusat yang terletak di Senayan, Jakarta Pusat sudah tak lagi diselimuti kain hitam.
Pantauan Tribunnews.com pukul 16:41 WIB, kain hitam berukuran 400 meter yang sebelumnya terbentang di pagar bagian utara gedung TVRI sudah tidak ada.
Di dalam gedung TVRI pun tidak terlihat adanya kain hitam terpasang.
Tak satu bagian pun baik di dalam maupun di luar gedung TVRI pusat ini diselimuti kain hitam.
Baca: Dipecat dari TVRI, Ini Perjalanan Karir Helmy Yahya, Disebut Raja Kuis, Gagal di Pilkada 3 Kali
Ketua Komite Penyelamatan TVRI, Agil Samal mengatakan pemasangan kain hitam tersebut dilakukan pihaknya pada pukul 04:00 WIB dini hari.
Namun, atas permintaan Dewan Pengawas TVRI, kain hitam berukuran 400 meter tersebut akhirnya segera diturunkan setelah sempat terpasang selama tiga jam.
Baca: Direksi Bantah Ada Pemotongan Honor Karyawan TVRI
"Pemasangan kain hitam dilakukan pukul 04:00 WIB subuh. Ada delapan kain dengan ukuran sekira 400 meter. Tapi itu cuma terpasang selama 3 jam, karena Dewas TVRI keburu minta itu untuk segera dicopot," katanya Agil Samal ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Senin (20/1/2020).
Ditanyai mengenai makna dari kain hitam tersebut, Agil Samal menjelaskan bahwa hal tersebut merepresentasikan dua hal.
Pertama, pemecatan terhadap Helmy Yahya merupakan simbol kekelaman TVRI di masa mendatang.
Alasannya, dikatakan Agil, pemecatan tersebut akan mengubah skema program acara yang dinilai sejauh ini lebih menyegarkan ketimbang TVRI di jaman dulu.
Baca: Tantowi Beri Dukungan ke Helmy Yahya: Stay Strong my Brother
"Kain hitam kelam, adalah simbol keprihatinan mendalam atas tercerabutnya masa depan dan kejayaan TVRI. Masa depan dan harapan indah yang mulai tergambar kini buyar," ujarnya.
Kedua, kesejahteraan yang telah dirintis, tunjangan kinerja yang harusnya segera bisa didapatkan, kini memudar dan terancam karena konflik yang sebenarnya tidak perlu terjadi.
Konten TVRI yang menjadi simbol-simbol kebangkitan TVRI pun kini terancam dan diancam oleh pihak-pihak yang tidak menginginkan TVRI bangkit.
"Maka itu kami memohon dengan sangat agar pemegang kekuasaan-kekuasaan dan kewenangan-kewenangan negara untuk membantu kami," kata Agil.