Ahli Jawab Isu Orang Indonesia 'Kebal' Virus Corona, Biasa Minum Es Batu Air Mentah & Hujan-hujanan
Seorang Dokter Spesialis Paru bernama Chrisrianto Edy Nugroho menjawab isu orang Indonesia yang kebal terhadap virus corona.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Miftah
"100 sendok piring gelas cuma dicuci dengan air 1 ember." tambahnya.
Spekulasi pun bermunculan dari banyak warganet setelah cuitan itu viral.
Ada yang membenarkan cuitan tersebut, namun ada juga yang tidak mempercayainya.
Seorang Dokter Spesialis Paru bernama dr Chrisrianto Edy Nugroho Sp.P, FISR berkomentar soal cuitan tersebut.
Menurutnya, hingga saat ini belum ada penelitian secara ilmiah mengenai kekebalan orang Indonesia menghadapi virus corona.
"Sampai sekarang belum ada penelitian secara ilmiah yang menyebut kandungan antibodi pada orang Indonesia lebih banyak dibandingkan negara lain di dunia," ujarnya kepada Tribunnews.com, Kamis (6/2/2020).
Pria yang akrab disapa dr Chris ini pun tak menampik jika kebiasaan orang-orang Indonesia bisa membuat tubuhnya lebih kuat.
"Memang kebiasaan sebagian orang Indonesia khususnya yang hidup di kampung atau di desa seperti sering bermain di luar rumah dan kadang tidak cuci tangan terlebih dahulu saat makan buah-buahan."
"Demikian halnya dengan meminum air mentah, bermain hujan-hujanan serta bermain di tempat-tempat yang kotor, terkadang bisa membuat tubuhnya lebih kuat," tutur dr Chris yang berpraktik di Rumah Sakit Indriati dan Rumah Sakit JIH Solo itu.
Lebih kuat yang dimaksudkan karena adanya zat antibodi yang lebih banyak, Chris menyebut, hingga saat ini belum ada penelitian lebih lanjut dari hipotesis tersebut.
"Dalam arti tidak mudah terkena penyakit atau jarang sakit apakah itu karena adanya zat antibodi yang lebih banyak, belum pernah ada penelitiannya," jawab dr Chris.
Lanjutnya, meski kebiasaan tersebut lebih banyak berada di desa, nyatanya di perkotaan pun tidak ada yang terkena virus corona.
"Di sisi lain ternyata penduduk Indonesia yang belum terkontaminasi virus corona tidak hanya orang-orang di desa atau kampung saja."
"Tetapi yang hidup di perkotaan belum ada yang terkena juga," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Maliana)