Orang Tua WNI yang Diobservasi Berharap Anaknya Bisa Pulang Sebelum 2 Minggu, Menkes: Tidak
Orang tua WNI yang sedang diobservasi di Natuna mengaku sempat berharap masa observasi putrinya dapat berakhir sebelum 14 hari.
Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Daryono
"Kita harus mengerti bahwa yang kita perhatikan sekarang, jangan sampai ada kasus baru muncul," kata Syahrizal, Rabu (5/2/2020).
"Itu dengan cara, orang yang sakit sudah ada di rumah sakit, di ruang isolasi, lalu orang-orang yang sehat ini jangan sampai bertemu, jadi upaya karantina ini sebetulnya yang penting mengikuti proses di sana, saya kira nggak perlu pulang," lanjutnya.
Lebih lanjut, Syahrizal menekankan bahwa karantina memang perlu dilakukan.
"(WNI) yang ada di sana (China) maupun Natuna, kita menyebutnya sebagai social context, yaitu orang-orang yang berasal dari negara yang ada kasus konfirmasinya," kata Syahrizal.
"Prinsip dasarnya, kita memang harus lakukan karantina buat mereka," tambahnya.
"Saya anjurkan tetap di sana, yang penting KBRI memperhatikan logistiknya," sambung Syahrizal.
Di lain pihak, orang tua WNI yang diobservasi di China, Tri Suto, mewajarkan keinginan orang tua Fadli yang meminta anaknya pulang.
"Waktu pertama kali virus corona merebak, pikiran orang tua pokoknya pulang, pulang, pulang, nggak ada yang lain," kata ayah Aprilia Mahardini itu, Rabu (5/2/2020).
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)