Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pendamping Asrama Sekolah Agama Paksa Para Siswa Makan Kotoran Manusia, KPAI Kutuk Keras

Terbongkar kasus pendamping asrama yang memaksa siswanya memakan kotoran manusia mengejutkan orang tua siswa. KPAI kecam keras kasus ini.

Penulis: Nidaul 'Urwatul Wutsqa
Editor: Daryono
zoom-in Pendamping Asrama Sekolah Agama Paksa Para Siswa Makan Kotoran Manusia, KPAI Kutuk Keras
KOMPAS.COM/NANSIANUS TARIS/TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar
Suasana setelah rapat bersama orang tua siswa dan pihak sekolah wilayah Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (25/2/2020). Komisioner KPAI Retno Listyarti menyoroti kasus siswa yang dipaksa memakan kotoran manusia oleh pendamping asrama. 

TRIBUNNEWS.COM - Terbongkarnya kasus sikap pendamping asrama yang memaksa siswanya memakan kotoran manusia mengejutkan orang tua siswa.

Sebanyak 77 dari 89 siswa kelas VII dipaksa memakan kotoran manusia oleh dua pendamping asramanya.

Dilansir Kompas.com, peristiwa ini terjadi di salah satu sekolah agama wilayah Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur pada Rabu (19/2/2020).

Namun, peristiwa ini baru terbongkar pada Jumat (21/2/2020).

Saat itu, ada salah seorang siswa yang mengadukan kejadian tersebut kepada orangtuanya.

Baca: Kronologi Siswi SD Jadi Korban Perkosaan dan Foto-fotonya Viral, Berawal dari Buang Pempers

Terkejut mendengar pernyataan dari anaknya, orangtua korban lantas protes kepada humas sekolah yang bersangkutan.

Martinus, salah satu orangtua korban meminta agar pihak sekolah memberikan sanksi yang tegas terhadap tersangka.

Berita Rekomendasi

Ia pun mengutarakan kekecewaan dan kemarahannya terhadap pihak sekolah.

"Menurut saya, pihak sekolah beri tindakan tegas bagi para pelaku. Yang salah ditindak tegas. Bila perlu, dipecat saja," ujar Martinus.

Bahkan, sebagai bentuk protes Martinus memutuskan akan memindahkan anaknya ke sekolah lain.

Ia juga mengatakan tak mempermasalahkan jika sang anak akan memulai sekolah dari awal semester di sekolah lain.

Di sisi lain, pihaknya menyampaikan hingga saat ini anaknya mengalami gangguan secara psikologis akibat sikap sang pendamping asrama itu terhadap anaknya.

Baca: KPAI Bentuk Dewan Etik Periksa Sitti Hikmawatty Terkait Pernyataan Perempuan Berenang Bisa Hamil

Martinus berpandangan anaknya dan sejumlah siswa pasti akan merasa terganggu jika terus bertahan di sekolahnya kini.

Namun, hingga kini pihak sekolah terkait belum berkomentar terhadap kasus yang menimpa para siswinya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas