Bahas Tes Psikologi untuk SIM, Koordinator Jarak Aman: Jangan Berpikir Soal Ujian Dipersulit
Koordinator Jarak Aman Edo Rusyanto imbau masyarakat untuk belajar dan tak tuduh polisi persulit soal ujian SIM.
Penulis: Ifa Nabila
Editor: bunga pradipta p
Candaan SIM Nembak
Dalam tayangan itu, Edo beranggapan banyak pemilik SIM yang berperilaku ngawur di jalanan seolah tak memiliki kompetensi dalam berkendara yang padahal sudah diwujudkan dalam bentuk SIM.
"Amanat undang-undan sih bilang kita itu wujud kompetensi berkendara dalam bentuk SIM," ujar Edo.
"Faktanya di jalan raya bisa kita lihat mereka yang punya SIM belum tentu jaminan untuk tidak berperilaku sembrono, tidak tertib, tidak bertanggungjawab," sambungnya.
"Artinya mereka tetap saja kok melakukan pelanggaran."
Banyaknya pelanggaran di jalanan menimbulkan candaan 'SIM nembak' yang mana para pengendara yang sembrono diduga mendapat SIM dengan cara ilegal.
Bagi Edo, candaan itu menjadi kritik kepada Polri dan pengendara agar lebih menyadari bahwa SIM tak sekadar bukti fisik kompetensi berkendara, namun harus diberikan dan dimiliki dengan tanggung jawab.
"Sampai-sampai kita ada bercandaan 'Jangan-jangan SIM-nya nembak'," kata Edo.
"Kata-kata 'SIM nembak' di masyarakat itu sebenarnya sebuah kritik kepada semua pihak baik yang menerima maupun yang memberi," imbuhnya.
Edo menjelaskan tujuan awal SIM di antaranya untuk mengurangi angka kecelakaan yang mana kini sudah tidak valid mengingat banyaknya pelanggar.
"Jadi kalau pertanyaannya 'Apakah punya SIM bisa menjamin mengurangi kecelakaan, bisa menekan (angka kecelakaan)?' ya harapannya itu," ungkap Edo.
"Tapi kita bisa lihat bagaimana fakta data yang ada."
Berikut video lengkapnya:
Dikutip Tribunnews.com dari motorplus-online.com, tes psikologi bagi pemohon SIM dikenakan biaya Rp 50.000.