Ingin Fokus Mengabdi pada Pemberdayaan UMKM, Alasan Andi Taufan Mundur dari Posisi Stafsus Jokowi
Andi ingin mengabdi secara penuh kepada pemberdayaan ekonomi masyarakat, terutama yang menjalankan usaha mikro dan kecil.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
Hingga, Jumat (24/4/2020) terdapat Adamas Belva Syah Devara dan Andi Taufan Garuda Putra yang mundur dari stafsus.
Keduanya mengundurkan diri setelah ada kontroversi terkait perusahaan yang mereka dirikan.
Diketahui, Belva Devara merupakan CEO dari aplikasi belajar, bernama Ruangguru.
Sementara Andi Taufan, merupakan Founder dan CEO dari Amartha.
Dikutip dari Kompas.com, Belva Devara dan Ruangguru menjadi perbincangan dan pertanyaan publik.
Belva mundur setelah Skill Academy by Ruangguru menjadi mitra dalam program kartu prakerja.
Publik beranggapan dengan masuknya Ruangguru menjadi mitra program prakerja terdapat sebuah konflik kepentingan di dalamnya.
Di mana materi yang dihadirkan dalam program kartu prakerja tertera dengan tarif cukup mahal.
Terkait kontroversi itu, Belva telah memberikan klarifikasi.
Baca: Peringatan Dini BMKG, Sabtu 25 April 2020: Waspada Cuaca Ekstrem di Sejumlah Wilayah
Untuk pemilihan mitra, Belva mengaku sudah dilakukan seleksi sejak akhir 2019.
Seleksi dilakukan oleh Kementerian Koordinator bidang Perekonomian serta Project Management Office (PMO).
Belva juga mengaku tidak memiliki wewenang untuk menentukan mitra mana saja yang ikut dalam program kartu prakerja.
Proses diikuti oleh delapan mitra dan sudah mengikuti proses yang dibuka untuk umum.
Meski demikian, Belva mengungkapkan tidak ada peraturan yang dilanggar dirinya dan juga Ruangguru.
Belva kemudian menyatakan mengundurkan diri dari stafsus Jokowi, Selasa (21/4/2020).
Dengan menulis surat terbuka di akun Instagram, Belva memutuskan untuk tidak lagi membantu Jokowi dalam memberikan saran bagi pembangunan Indonesia.
Belva tak ingin, adanya persepsi publik mengenai dirinya dan Ruangguru soal kartu prakerja dapat memecah konsentrasi Jokowi saat menangani corona atau Covid-19.
Selanjutnya, kontroversi yang dibuat oleh Andi Taufan.
Dilansir oleh Kompas.com, Andi Taufan sempat ketahuan mengirim surat berkop Sekretariat Kabinet (Setkab).
Di mana surat tersebut kemudian dikirim ke camat seluruh Indonesia.
Dalam surat yang ditulis, Andi Taufan meminta agar para camat bisa membantu perusahaan miliknya, PT Amartha.
Baca: Jadwal Buka Puasa dan Imsakiyah di Makassar Selama Ramadhan 2020/1441 H
Para camat diminta dapat membantu dalam memberikan pengetahuan pada masyarakat desa.
Serta untuk mendata kebutuhan alat pelindung diri (APD) di Puskesmas terkait pandemi Covid-19.
Dari tindakan itu publik menilai Andi Taufan menggunakan konflik kepentingan di dalam surat yang dikirim.
Karena dianggap menggunakan jabatan sebagai stafsus untuk melancarkan perusahaannya dalam program Relawan Desa Lawan Covid-19.
Relawan Desa Lawan Covid-19 merupakan program milik Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
Setelah ramai menjadi perbincangan, Andi Taufan menyampaikan permintaan maaf pada publik.
Pihak istana juga memberikan teguran keras terkait surat yang dibuat oleh Andi Taufan.
Hingga akhirnya, Andi Taufan menyusul Belva untuk mengundurkan diri dari stafsus milenial Jokowi.
Diketahui, Andi Taufan mundur dari stafsus, pada Jumat (24/4/2020).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.