Pemerintah Lakukan Studi 3 Pekan untuk Proyek Cetak Sawah Baru di Kalimantan Tengah
terdapat 225 ribu hektar lahan baru yang berpotensi dikembangkan di Kalimantan Tengah
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Untuk mengantisipasi krisis pangan yang diakibatkan kekeringan dan pandemi virus corona atau Covid-19, pemerintah akan mencetak sawah baru di Kalimantan Tengah (Kalteng).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan terdapat 225 ribu hektar lahan baru yang berpotensi dikembangkan di Kalteng.
Baca: Doni Monardo Sempat Tegang saat Awal Pandemi Virus Corona Masuk Indonesia
"Namun sedang dilakukan desk study atau studi dalam waktu tiga minggu ini dengan luas potensi 164.598 ribu hektar, dimana dari jumlah tersebut, lahan yang sudah ada jaringan irigasi adalah 85.456 hektar," kata Airlangga.
Di wilayah yang akan di cetak lahan sawah baru tersebut, terdapat 57.195 hektar yang sudah ditanami padi, dan ada potensi perluasan 97.142 hektar.
"Nah potensi keseluruhan ini akan dipelajari selama tiga minggu ke depan, di mana akan dilakukan kajian lingkungan hidup strategis, kemudian review inventarisasi penguasaan kepemilikan penggunaan dan pemanfaatan tanah dan kajian ketersediaan tenaga kerja di lokasi tersebut," tuturnya.
Sementara itu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan pihaknya konsentrasi pada 164 ribu lahan gambut untuk dijadikan lahan sawah baru dari target 250 sampai 300 ribu hektar lahan baru.
"Kami akan berfokus pada 164 ribu hektare dulu, tahap pertama yang existing yang bisa kita intervensi, dalam agenda cepatnya sambil menunggu pematangan-pematangan lahan seperti rencana pak Menko atas perintah presiden untuk lahan di atas 250 - 300 ribu hektar," katanya.
Baca: Ada Kluster Baru Virus Corona di Jilin China: Perbatasan Ditutup, Transportasi Diputus
Menurut SYL, pencetakan lahan sawah baru tidak bisa sekaligus karena sebelumnya merupakan lahan gambut. Penanganan lahan rawa untuk dijadikan sawah membutuhkan tenaga ekstra.
"Maksudnya tidak seperti lahan sawah di Jawa, atau lahan di dataran rendah dan gunung, dia butuh perhatian khusus," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.