7 Hari Rencanakan Kabur dari Kapal Ikan, 2 ABK WNI Ditemukan Lemas dan Syok setelah Terjun ke Laut
Dua ABK WNI yang kabur dari kapal ikan berbendera China ditemukan lemas dan syok oleh nelayan setelah memutuskan terjun ke laut.
Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Dirreskrimum Polda Kepulauan Riau, Kombes Arie Dharman menjelaskan kondisi dua anak buah kapal (ABK) yang merupakan warga Indonesia (WNI) ketika ditemukan oleh nelayan setelah kabur dari kapal ikan berbendera China dengan terjun ke laut.
Hal tersebut disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube Kompas TV, Rabu (10/6/2020).
Kombes Arie mengungkapkan, dua ABK WNI yang terjun ke laut ditemukan pertama kali oleh nelayan.
Baca: KRONOLOGI 2 ABK WNI Terjun di Laut Kabur dari Kapal Ikan Berbendera China, Sempat Dilintasi Hiu
Kala itu sekira pukul 03.00 WIB, para nelayan tengah melaut untuk mencari ikan.
Dua ABK WNI itu bernama Reynalfi yang berasal dari Pematang Siantar, Sumatera Utara dan Andri Juniansyah, asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Mereka ditolong oleh nelayan di Perairan Karimun, Kepulauan Riau.
Keduanya terjun di Selat Malaka setelah bekerja selama beberapa hari di kapal ikan berbendera China.
Saat ditemukan, Kombes Arie menyampaikan kondisi Andri dan Reynalfi dalam keadaan lemas.
Tak hanya itu, mereka juga nampak syok setelah mengalami kekerasan di kapal hingga memutuskan untuk kabur.
Setelah diamankan ke Polda Batam, Kombes Arie mengatakan dua ABK WNI mendapatkan konseling.
Baru setelah itu mereka tenang dan mau menceritakan kronologi kejadian yang mereka alami.
Kombes Arie menjelaskan, keduanya memang sudah berniat untuk kabur karena tak tahan dengan pekerjaannya.
Baca: Politikus PAN Desak Pemerintah Lindungi ABK WNI yang Bekerja di Kapal Asing
Baca: Soal 2 ABK WNI Yang Lompat di Perairan Karimun, Kemlu RI Tunggu Penyelidikan Polisi
"Pertama ditemukan oleh nelayan, jadi nelayan yang sedang memancing di laut sekitar Sabtu, 6 Juni 2020 pukul 03.00 WIB," terang Kombes Arie.
"Semula korban syok setelah kita amankan dan bawa ke Polda dan adakan konseling dia baru tenang."