Kasus Pencabulan Anak oleh Oknum Pengurus Gereja di Depok Dinilai Terstruktur dan Sistematis
Kasus pencabulan sejumlah anak yang dilakukan oknum pengurus gereja di Depok, Jawa Barat dinilai terstruktur dan sistematis.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Kasus pencabulan sejumlah anak yang dilakukan oknum pengurus gereja di Depok, Jawa Barat dinilai sebagai tindakan yang terstruktur dan sistematis.
Sebab, setelah ditelusuri ada dugaan pelecehan seksual sudah dilakukan pelaku SPM (42) sejak lebih dari satu dekade.
Hal tersebut diungkapkan kuasa hukum korban, Azas Tigor Nainggolan.
"Banyak pihak yang bertanya pada saya, 'mengapa kok bisa berlangsung lama dan bertahan lama sebagai pembimbing misdinar dan mencabuli anak-anak di bawah umur di paroki Herkulanus?" ungkap Tigor kepada Tribunnews, Minggu (28/6/2020).
"Hasil investigasi dan pemetaan selama mendampingi para korban dan membongkar kasus ini, memberi saya pada kesimpulan, upaya pencabulan ini dilakukan oleh SPM secara sistematis dan terstruktur," lanjut Tigor.
Baca: UPDATE Kasus Pencabulan Anak oleh Pengurus Gereja di Depok, Pengacara Terima 21 Laporan
Tigor mengungkapkan, pola pencabulan sistematis terstruktur inilah yang membuat pelaku aman dan bebas bertahun-tahun.
"Setidaknya sejak tahun 2000 memupuk dirinya sebagai gembala yang baik hati, pelindung dan berbudi baik di paroki St Herkulanus," ungkapnya.
Menurut Tigor, posisi sebagai pembimbing misdinar memberi ruang sangat leluasa kepada SPM untuk membangun 'komunitas' khusus anak-anak yang menjadi korbannya.
"Anak-anak yang kritis dan tidak menjadi targetnya, disingkirkan SPM dan disebut sebagai anak nakal," ungkap Tigor.
Melalui komunitas khususnya itu, lanjut Tigor, SPM melakukan indoktrinasi pada anak-anak yang menjadi korbannya.
"Secara sistematis dan terstruktur inilah SPM menanamkan, dirinya adalah gembala yang melindungi, mengasuh dan baik hati," ujarnya.
"Secara perlahan sistematis juga melakukan pencabulan kepada anak-anak korbannya mulai dari tindakan memangku, memeluk dan mencium yang ditanamkan sebagai perhatian seorang gembala, perlakuan sayang dan akrab," imbuhnya.
Baca: Soal Pencabulan Anak oleh Pengurus Gereja, Muncul Petisi Online Minta Jokowi Dorong Pengusutan Kasus
Menurut Tigor, pencabulan secara bertahap dan dilakukan bergantian kepada setiap anak korban yang berada dalam komunitas khusus.
"Setelah berhasil membangun pencabulan tahap awal itu, SPM memiliki landasan kuat mulai dengan tahap selanjutnya dengan tindakan pencabulan uang lebih berbahaya lagi kepada anak-anak korbannya," ungkapnya.