Akademi Pemimpin Indonesia Partai Gelora Diharapkan Melahirkan Para Pemimpin di Masa Depan
API diharapkan dapat melahirkan para pemimpin yang cukup bagi bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menggelar 'Gelora Kemerdekaan Indonesia 2020' dalam rangka memperingati kemerdekaan Indonesia yang ke-75.
Disiarkan secara daring, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah mengungkap pihaknya memiliki sejumlah rangkaian acara. Dimana puncaknya adalah launching Akademi Pemimpin Indonesia (API).
API diharapkan dapat melahirkan para pemimpin yang cukup bagi bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote.
"Dengan ini semua, kami berharap bahwa bangsa ini akan memiliki cukup pemimpin, cukup stok dari putra putri terbaik yang mengerti tentang Indonesia, keadaan kita sekarang, dan bagaimana kita melangkah ke depan. Ini semua harus disiapkan dari sekarang, karena kita tahu Indonesia berada dalam gelombang perubahan yang dahsyat akibat Covid-19," ujar Fahri, secara virtual, Jumat (14/8/2020).
Partai Gelora memandang krisis akibat pandemi Covid-19 adalah momentum bagi bangsa Indonesia untuk mengisi kekosongan narasi dan kekosongan kerja besar di dalam tubuh bangsa ini.
Baca: Peringati HUT RI ke-75, Partai Gelora Gelar Gelora Kemerdekaan 2020 dan Launching API GELORA
Terutama dalam rangka mengantarkan bangsa Indonesia menjadi kekuatan kelima dunia yang akan menjadi bagian dari percaturan global.
"Serta mengangkat derajat harkat dan martabat bangsa Indonesia menjadi setara di atas dan di antara bangsa yang ada di dunia. Ini waktunya untuk membangunkan bangsa Indonesia. Inilah waktumu, kesempatanmu, untuk bangkit," kata dia.
Namun, Fahri mengungkap pertanyaan besar pun muncul bagaimana Indonesia bisa mewujudkan hal tersebut. Jawabannya, kata dia, ada pada tiga persoalan.
Pertama, bangsa Indonesia memerlukan pemahaman yang lebih luas tentang siapa kita, peta hari ini dan peta masa depan kita sendiri. Menurutnya perlu ada kejelasan dalam jati diri bangsa kita.
"Rasanya ini yang kita tidak punya, kita ini sekarang hadir di tengah bangsa yang tidak mengerti siapa dirinya, tidak memahami jati dirinya, tidak memahami dari mana dia berasal, tidak memahami dimana dia berada sekarang dan kita akan melangkah kemana di hari-hari ke depan," kata dia.
Dia mencontohkan para pemimpin bangsa ini cenderung bertengkar akibat persoalan kecil, tidak bisa mengangkat perdebatan besar yang akan menyatukan bangsa. Selain itu masih mengalami konflik ideologi seolah-olah ideologi negara belum selesai, hingga memperdebatkan Pancasila.
Kedua, Fahri mengatakan bangsa Indonesia memikirkan bagaimana meninggikan kemampuan dan kapasitas negara menghadapi tantangan yang semakin besar.
Mantan Wakil Ketua DPR periode 2014-2019 itu kemudian mengutip kalimat yang sering diucapkan Ketua Umum Partai Gelora Indonesia yakni Anis Matta. Kalimat itu mengatakan 'langit kita terlalu tinggi tetapi kita terbang terlalu rendah'.
Baca: Politikus Gelora: Indonesia Jangan Tiru China dan Amerika Atasi Resesi Ekonomi