Menlu Retno Pernah Singgung Kekerasan ABK WNI saat Bertemu Menlu China
Mereka mengaku tidak menerima gaji, jam kerja yang berlebihan, makanan tidak memadai dan mengalami kekerasan.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Dugaan penyiksaan pada empat ABK WNI yang bekerja di kapal China kembali terjadi.
Diketahui sebuah video viral di sosial media, memperlihatkan empat ABK WNI mengadukan penyiksaaan yang mereka alami saat bekerja di kapal ikan RRT Liao Yuan Yu 103.
Mereka mengaku tidak menerima gaji, jam kerja yang berlebihan, makanan tidak memadai dan mengalami kekerasan.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pernah menyinggung pemerintah Tiongkok agar serius menangani kasus kekerasan yang menimpa ABK WNI, saat bertemu Menlu China Wang Yi, di Sanya, China, dalam lawatan pada 19 -21 Agustus 2020 lalu.
Baca: Kemlu Telusuri Aduan Penyiksaan Empat ABK WNI di Kapal China
"Saya sampaikan kembali concern Indonesia mengenai masih terjadinya kasus-kasus yang menimpa ABK Indonesia yang bekerja di kapal-kapal ikan RRT," ujar dia.
Ia menekankan kepada Menlu Wang Yi, agar pemerintah Tiongkok ikut menangani dan bukan menganggap kasus kemanusiaan itu hanya menjadi isu antara swasta.
"Saya menekankan bahwa isu ini sudah bukan merupakan isu antara swasta, namun pemerintah sudah harus terlibat untuk memastikan bahwa pelanggaran-pelanggaran kemanusiaan ini tidak terjadi di masa mendatang," jelas Retno.
Kasus kekerasan pada ABK WNI saat bekerja di kapal ikan China bukanlah kasus pertama yang terjadi.
Sebelumnya, empat ABK WNI di kapal Tiongkok Han Rong 363 dan Han Rong 368 harus merenggang nyawa dan jenazahnya dilarung ke laut pada Juli 2020.
Kasus tersebut cukup menyita perhatian publik. Sampai saat ini, Indonesia terus menunggu hasil penyelidikan dan penegakan hukum otoritas RRT atas kasus kematian itu.