Kisah Perjalanan Letda Ajeng Menjadi Penerbang Pesawat Tempur Pertama di Indonesia
Kini, Letda Ajeng pun dijuluki sebagai 'Captain Marvel' Indonesia. Menariknya, Letda Ajeng sendiri mengaku belum pernah menonton film tersebut.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
"Saya mohon doa restu mudah-mudahan semua berjalan dengan lancar dan bisa membanggakan kita semua," ujar Yuyu.
Seusai dilantik, Ajeng akan memulai pengabdiannya di Skuadron Udara 15 Wing Udara 3 Lanud Iswahjudi Magetan, Jawa Timur, yang mengoperasikan pesawat tempur T50i Golden Eagle. T50i Golden Eagle merupakan pesawat latih supersonik pabrikan Korea Aerospace Industry (KAI), Korea Selatan. Pesawat ini dipesan Kementerian Pertahanan dan diserahkan kepada TNI AU sejak 2014 untuk menggantikan Hawk Mk 53 buatan Inggris.
Di Indonesia, pesawat tempur T-50i Golden Eagle berjumlah satu skadron, yakni 16 unit.Semuanya ditempatkan di Lanud Iswahjudi Madiun. “Pesawat tempur ini digunakan untuk mendidik para penerbang tempur yang akan masuk ke dalam kegiatan operasional. Dan, setelahnya lulus maka kita akan kirim ke skadron operasional untuk mengawaki pesawat yang lain seperti F-16 dan Sukhoi,” jelasnya.
Ajeng akan menjadi pionir bagi juniornya bahwa kaum perempuan juga mampu menjadi penerbang tempur TNI AU yang sama baiknya dengan penerbang tempur laki-laki.
Kisahnya ini mirip dengan cerita dalam film Captain Marvel, di mana Carol Denver
menjadi pilot wanita dalam film tersebut yang menjelma menjadi superhero.
Kini, Letda Ajeng pun dijuluki sebagai 'Captain Marvel' Indonesia. Menariknya, Letda Ajeng sendiri mengaku belum pernah menonton film tersebut.
Selain Ajeng, seluruh wisudawan yang dilantik KSAU kemarin akan bergabung dengan
skadronnya masing-masing. Mereka terdiri dari 34 penerbang pesawat fixed wing dan
10 penerbang rotary wing (helikopter).
Khusus untuk penerbang tempur, mereka akan menjalani Kursus Pengenalan Terbang Pesawat Tempur (KPTPT) di Skuadron Udara 15 sebelum menjalani masa transisi di skuadronnya masing-masing. Peraih trofi siswa terbaik kategori fixed wing diraih oleh Letda Pnb Ravi dari Payakumbuh dan kategori rotary wing Letda Pnb Sandro dari Pekanbaru. (*)