Gatot Nurmantyo Tak Bisa Pakai KAMI Kendaraan Politik, Banyak yang Ingin Jadi Presiden Disitu
Kalau kemudian Gatot mau membuat KAMI sebagai kendaraan politiknya ini akan sulit sekali
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai mantan Panglima TNI (Purn) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo tak bisa menjadikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) sebagai kendaraan politiknya maju dalam Pilpres 2024 mendatang.
Hendri melihat kemungkinan tersebut sulit dicapai oleh Gatot yang juga menjadi deklarator KAMI.
Alasan pertama karena KAMI bukanlah partai politik (parpol). Sehingga Gatot harus maju melalui parpol.
"Kalau kemudian Gatot mau membuat KAMI sebagai kendaraan politiknya ini akan sulit sekali. Karena kalau untuk maju sebagai Pilpres dia (Gatot) harus lewat parpol karena Undang-Undangnya memang mempersyaratkan demikian," ujar Hendri, ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa (8/9/2020).
Baca: Sosok Gatot Nurmantyo, Eks Panglima TNI Kini jadi Deklarator KAMI, Sempat Masuk Bursa Pilpres 2019
Hendri juga menilai Gatot tak akan bisa menjadikan KAMI sebagai kendaraan politiknya tanpa persetujuan para deklarator KAMI lainnya.
Apalagi, kata dia, banyak kandidat yang juga berpeluang menjadi presiden di dalam tubuh KAMI.
Hendri menyebut nama Din Syamsuddin hingga Rizal Ramli.
"Nah kemudian Gatot nggak bisa menjadikan KAMI sebagai kendaraan parpolnya tanpa mendapatkan lampu hijau dari tokoh-tokoh KAMI lainnya. Kan yang berpeluang jadi presiden ada banyak disitu, termasuk figur Din Syamsuddin dan Rizal Ramli," ungkapnya.
Menurutnya perjalanan Gatot untuk mencalonkan diri menjadi orang nomor satu di Tanah Air masih jauh dan berliku.
Gatot pun harus mendukung agar presidential threshold dihapus atau menjadi 0 persen agar kesempatan dirinya maju bertambah.
"Perjuangan threshold yang digagas Rizal Ramli dan Refly Harun yang meminta threshold 0 persen itu harus didukung oleh Gatot. Menurut saya sih PT 0 persen itu yang terbaik buat Indonesia. Karena akhirnya masyarakat bisa mendapatkan pemimpin yang bagus," kata dia.
"Tapi perjalanan Gatot masih jauh, cukup berliku, walaupun dengan adanya KAMI dia punya modal untuk memiliki massa pendukung yang real," pungkas Hendri.