Kasus Syekh Ali Jaber: Titip Salam untuk Presiden Jokowi, Duo Fahri Hamzah dan Fadli Zon Ungkap Ini
Kasus penikaman seorang ulama, Syekh Ali Jaber, menjadi sorotan publik, seperti duo Fahri Hamzah hingga Fadli Zon
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
Atas nama pemerintah, Mahfud juga menyampaikan rasa syukurnya dan mendoakan agar Syekh Ali Jaber dapat segera pulih kembali.
"Tentu saya atas nama pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia terutama umat Islam ikut bersyukur dan mendoakan semoga pulih kembali dan berkiprah kembali membangun kehidupan rohaniah yang lebih sehat bagi umat Islam di Indonesia. Terima kasih Syekh," kata Mahfud.
Fahri Hamzah
Melalui akun Twitter resminya, Fahri mengatakan, penikaman terhadap Syekh Ali Jaber adalah peristiwa berulang.
Oleh karena itu, ia meminta aparat penegak hukum untuk mengungkap kasus ini sejelas-jelasnya ke publik.
Fahri pun merasa prihatin dengan kejadian yang menimpa Syekh Ahli Jaber.
Sebab, bagaimana mungkin seorang yang menyampaikan pesan damai dan persatuan akhirnya menjadi korban penganiayaan oleh orang tak dikenal.
Baca: Ditusuk Saat Hadiri Pengajian, Syekh Ali Jaber Beberkan Sejumlah Kejanggalan Soal Sosok Pelaku
"Yth Mabes Polri, (@DivHumas_Polri). Penikaman Syaikh Ali Jaber adalah momen penting untuk membuka terang apa sebetulnya yg membuat peristiwa seperti ini berulang?"
"Apakah ini prilaku wajar? Apakah tuduhan orang gila kepada pelaku itu wajar? Apapun, ini harus dibuka lebar."
"Sangat memprihatinkan bahwa seorang ulama seperti Syekh Ali Jaber yang menyampaikan pesan damai dan persatuan akhirnya menjadi korban."
"Pelaku harus diperiksa tuntas (termaauk oleh psikolog), jika ada dalang maka pun harus menerima akibat dari perbuatannya yang jahat ini," tulis Fahri.
Fahri Hamzah mengungkapkan, bahwa ada beberapa pihak yang menilai peristiwa ini sebagai pengalihan isu yang dilakukan untuk menutupi kasus lain.
Kendati demikian, menurut Fahri, di zaman sekarang ini, orang bisa dengan bebas membuat persepsi.
"Ada tuduhan sebagian kalangan bahwa peristiwa seperti ini adalah semacam “interupsi” rutin yang dilakukan agar peristiwa lain tertutup."