Setelah Diprotes Indonesia, Kapal China Tetap Berpatroli Seperti Biasanya
Dia juga mengatakan China dan Indonesia selalu menjaga komunikasi tentang masalah wilayah perairan.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
Jangan sampai, kata Aan, hak tersebut diganggu negara-negara lain sehingga Indonesia bisa bergiat untuk memanfatkannya melalui eksplorasi, eksploitasi, sumber daya alam yang ada di sana untuk kepentingan ekonomi Indonesia.
Untuk jangka panjangnya, Aan berharap Indonesia dalam hal ini Kementeria Luar Negeri tetap bisa menjalin diplomasi dengan China.
"Intinya ke depan kita berharap laut Natuna Utara di dekat Laut China Selatan bukan menjadi daerah konflik. Karena mau tidak mau kalau jadi daerah konflik ini dampaknya ke kita juga, ke Indonesia. Jadi kita berharap, damai, semua pihak mengikuti aturan main sesuai dengan hukum internasional," kata Aan.
Diberitakan sebelumnya Setelah sempat berada di ZEE Indonesia Laut Natuna Utara sejak Sabtu 12 September 2020 lalu, Kapal Coast Guard China 5204 (CCG 5204) akhirnya bergerak keluar Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) di Laut Natuna Utara dengan dibayang-bayangi kapal patroli Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) yakni KN Pulau Nipah 321 pada Senin (14/9/2020) siang.
Aan mengatakan KN Pulau Nipah 321 yang sedang melaksanakan tugas operasi cegah tangkal 2020 di wilayah Zona Maritim Barat Bakamla RI terus berusaha menghalau pergerakan CCG 5204 sejak saat itu.
Kedua kapal, kata Aan, juga melakukan komunikasi intensif dan saling menegaskan posisi dan klaim atas wilayah laut tersebut.
"CCG 5204 dipantau telah bergerak ke utara menjauhi ZEEI. KN Pulau Nipah 321 terus mengamati bersama KRI Imam Bonjol 383 yang juga melaksanakan patroli mendukung di belakang kapal Bakamla pada jarak 2 sampai 3 nautical mile," kata Aan ketika dikonfirmasi pada Senin (14/9/2020).
Aan mengatakan sinergitas Bakamla dan TNI dalam hal ini TNI Angkatan Laut sangat diperlukan untuk mengantisipasi strategy grey area yang mengedepankan kapal-kapal non kombatan dalam konflik wilayah laut.
Bakamla sebagai leading sector keamanan laut di masa damai, kata Aan, terus pasang badan.
Sementara itu TNI AL dengan kapal perangnya standby dan mendukung bila diperlukan.
"Setelah CCG 5204 hilang dari pandangan, KN Pulau Nipah 321 melanjutkan patroli di wilayah perbatasan ZEEI Laut Natuna Utara untuk mengantisipasi sekaligus secara konsisten menunjukkan kehadirannya di ZEEI Laut Natuna Utara," kata Aan.(*)