Mantan Menhan Ryamizard dan Sejumlah Tokoh Gelar Doa Bersama untuk Bangsa
Acara ini dihadiri Wasekjen MUI Ustadz Zaitun Rasmin, Budayawan Ridwan Saidi, Perwakilan PA 212, Muzakir Manaf dari Aceh, hingga Mardani Ali Sera.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu dan sejumlah tokoh dan ulama menggelar doa bersama, berharap Indonesia dapat mengatasi segala macam problematika yang datang silih berganti akhir-akhir ini.
Acara ini dihadiri Wasekjen MUI Ustadz Zaitun Rasmin, Budayawan Ridwan Saidi, Perwakilan PA 212, Muzakir Manaf dari Aceh, Muh. Asdar dari Sulawesi Selatan, politisi PKS Mardani Ali Sera, Adhie Massardi, KH. Abah Roudh Bahar, Ustadz Haikal Hassan bersama Sekretaris Jenderal Forum Rekat Indonesia, Fristian Griec dan tokoh-tokoh lainnya.
"Jadi kita semua ini berharap untuk negara ini degan doa, doa ini akan diterima dan insa Allah kita yang hadir di sini orang yang relatif bersih, insa Allah doa kita bisa diterima. Insa Allah Tuhan akan memberikan jalan yang lurus kepada bangsa dan negara ini," kata Ryamizard dalam diskusi Rekat bertajuk 'Doa dan Harapan Untuk Negeri', di Hotel Sahid, Jakarta, Sabtu (3/10/2020).
Dalam kesempatan itu, Ryamizard menyoroti bobroknya moralitas anak muda Indonesia yang dinilai cukup memperhatinkan.
Baca: Mantan Menhan Ryamizard Ryacudu Dinilai Layak Menyandang Predikat Bapak Bela Negara
Hal itu, kata dia, dapat dilihat dari sejumlah kasus anak muda Indoensia yang bersikap angkuh dan cenderung tidak menghormati orang tuanya sendiri.
Menurutnya, penyebab moralitas anak muda Indonesia yang kurang baik tersebut karena pemahaman agama dan budi pekerti tidak ditanamkan sejak dini.
Baca: Mardani Sebut Kehadiran Partai Ummat Buat Iklim Politik RI Makin Sehat
"Jadi kalau saya prihatin dengan keadaan bangsa ini terutama anak-anak muda ini. Karena saya lihat pertama kita terlalu bicara milenial, kita lupa yang lain. Milenial ini penting, kita harus tahu milenial dan segala macam IT. Tapi ada satu yang harus kita tanamkan sejak awal," ucapnya.
"Jadi kalau kita menanamkan pohon, lurus terus, kemudian bengkok-bengkok. kalau sudah bengkok dan dipaksa lurus, patah itu. Jadi tidak nyambung itu. Harus ada yang mengikat, ikatannya siapa, satu agama, yang kedua budi pekerti," imbuhnya.
Untuk itu, Ryamizard menganjurkan pemahaman agama dan budi pekerti ditanamkan kepada anak-anak muda sejak dini.
Hal itu bisa dimulai sejak mereka mengenyam pendidikan di bangku Sekolah Dasar (SD). Mengajarkan pemehaman agama dan budi pekerti terhadap anak tidak boleh terlambat karena pemahaman agama dan budi pekerti tersebut sangat penting untuk masa depan anak itu sendiri.
"Jadi milienal ini diikat dengan agama dan budi pekerti sejak kelas 1 SD insa Allah milenial akan lurus dan baik, baik bagi negara dan bangsa ini. Dan yang paling penting adalah baik untuk Allah SWT," ujarnya.
Ryamizard mengatakan, banyak anak muda Indonesia yang bertindak kriminal seperti kekerasan dan pembunuhan. Dan tindakan mereka itu lebih kejam daripada zaman jahiliyah. Kondisi semacam itu, kata dia sangat memprihatikan di negara ini.
"Zaman jahiliyah bunuh-bunuhan anak perempuan segala macam begitu. Tapi kalau sekrang ini lebih. Kenapa, saya sudah 3 kali melihat di majalah atau di televisi seorang anak ketahuan merampok bapaknya dibunuh, ibunya dibunuh, adik-adiknya dibunuh. Itu zaman dulu tidak ada begitu," tandasnya.
"Nah saya lihat kemarin itu ada ibu dengan orang tuanya dibakar, ada lagi yang sama dibunuh, masa Allah. Padahal orang-orang itu, ibu kita ini kan wakil Tuhan di dunia ini. Ini dibunuh enggak ada hormat sama sekali. ada lagi seorang anak yang mempenjarakan seorang ibu. Ini situasai yang terjadi sekarang ini, itu terjadi kita lihat di media-media. yang tidak kelihatan di kampung di segala macam banyak lagi," tambahnya.
Dia berharap, pemahaman keagamaan dan budi pekerti diajarkan kepada anak-anak Indonesia lebih dalam lagi. Selain anak-anak lebih terdidik, hal ini juga untuk mencegah adanya potensi anak muda bertindak kriminal dan menghormati orang tua serta masyarakat lainnya.
"Kalau orang kita punya adab jadi orang yang beradab. Orang yang tidak punya adab itu kan biadab. Nah kita orang yang beradab. mudah-mudahan kita dan bangsa ini ke depan mempunyai beradab. insa Allah Tuhan akan memberikan jalan yang lurus kepada bangsa dan negara ini," katanya.
Sementara itu, Ketua Forum Rekat Anak Bangsa, Eka Gumilar mengatakan diskusi Doa dan Harapan Untuk Negeri ini terselenggara karena semangat dan kepedulian Ryamizard terhadap kondisi negara ini.
"Pertemuan ini bisa terlaksana karena semangat beliau (Ryamizard). Saya ingin berbagi sama bapak dan ibu sekalian, jangan pernah berhenti kita berhrap sampai betual-betul bangsa kita ini menjadi bangsa yag maju dan bangsa yang bermartabat," pungkasnya.