3 Negara ASEAN: Indonesia, Malaysia, dan Thailand Serempak Dilanda Gejolak Politik, Ada Apa?
Gejolak politik di 3 negara bertetangga itu terjadi di tengah situasi perekonomian yang tidak kondusif akibat pandemi covid-19.
Penulis: Hasanudin Aco
![3 Negara ASEAN: Indonesia, Malaysia, dan Thailand Serempak Dilanda Gejolak Politik, Ada Apa?](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/demo-uu-cipta-kerja-berlangsung-ricuh_20201008_232126.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga negara besar di ASEAN yakni Indonesia, Thailand, dan Malaysia secara bersamaan dilanda gejolak politik.
Gejolak politik di 3 negara bertetangga itu terjadi di tengah situasi perekonomian yang memprihatinkan akibat pandemi covid-19.
Berikut Tribunnews.com rangkum gejolak politik di tiga negara itu :
1. Gejolak politik di Thailand
Dalam beberapa hari erakhir ribuan pengunjuk rasa Thailand berunjuk rasa di ibu kota Bangkok.
Meskipun ada tindakan keras oleh polisi selama lebih dari tiga bulan namun protes yang menargetkan keruntuhan monarki itu tetap berlangsung.
Baca juga: Demo Anti Pemerintah Thailand: Puluhan Ribu Pengunjuk Rasa di Bangkok Tolak Keadaan Darurat
Polisi bahkan menggunakan meriam air terhadap pengunjuk rasa untuk pertama kalinya pada Jumat (16/10/2020). Mereka menangkap lebih dari 50 orang, termasuk para pemimpin protes, dalam seminggu terakhir.
"Kami mengutuk kekerasan apa pun terhadap rakyat," kata Gerakan Rakyat dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Reuters. "Kami akan terus melakukan protes pada 17 Oktober," katanya.
![Polisi Thailand menyemprotkan water cannon (meriam air) kepada para pengunjuk rasa damai pro-demokrasi di Bangkok pada (Jumat (16/10/2020).](https://cdn2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/demo-hari-ke-4-thailand.jpg)
Kelompok hak asasi manusia mengutuk tindakan Pemerintah Thailand tersebut.
“Pemerintah yang peduli dan Perserikatan Bangsa-Bangsa harus berbicara secara terbuka untuk menuntut segera diakhirinya represi politik oleh Pemerintahan Prayuth,” kata Brad Adams, Direktur Asia Human Rights Watch.
Para pengunjuk rasa menuntut pengunduran diri Prayuth, yang pertama kali mengambil alih kekuasaan dalam kudeta 2014. Dia menolak tuduhan pengunjuk rasa bahwa dirinya merekayasa pemilu tahun lalu untuk mempertahankan kekuasaan.
Melanggar tabu yang sudah lama ada, para pengunjuk rasa juga menyerukan pembatasan kekuasaan monarki.
Istana Kerajaan Thailand tidak mengomentari protes itu, tetapi Raja mengatakan, Thailand membutuhkan orang-orang yang mencintai negara dan monarki. Komentarnya disiarkan di televisi pemerintah pada Jumat ketika polisi bentrok dengan pengunjuk rasa di Bangkok.
2. Politik Memanas di Malaysia