Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Prabowo-Sandi Masuk Kabinet Jokowi, Politisi Golkar: Tegaskan Rivalitas Pilpres Telah Selesai

Politikus Golkar Ahmad Doli Kurnia Tanjung menyebut masuknya Prabowo-Sandi di Kabinet Jokowi jadi bukti urusan rivalitas Pilpres 2019 selesai.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Prabowo-Sandi Masuk Kabinet Jokowi, Politisi Golkar: Tegaskan Rivalitas Pilpres Telah Selesai
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan) berjabat tangan usai memberikan keterangan pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak gugatan terkait perolehan suara Pilpres 2019 di kediaman Prabowo Subianto di Jakarta, Kamis (27/6/2019) malam. Politikus Golkar Ahmad Doli Kurnia Tanjung menyebut masuknya Prabowo-Sandi di Kabinet Jokowi jadi bukti urusan rivalitas Pilpres 2019 selesai. 

Penunjukkan Prabowo-Sandi jadi Menteri dinilai khas Politik Indonesia

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi juga ikut angkat bicara mengenai penunjukkan tersebut.

Menurutnya, ia tidak kaget atas penunjukan dua rival Jokowi, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, menjadi Menteri.

Sebab, penunjukkan tersebut memang dinilai 'khas' dari politik Indonesia.

Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (1/7/2019).
Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (1/7/2019). (Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda)

"Memang ini sangat tipikal politik Indonesia, jadi arena pertarungan hanya terjadi waktu competition electoral, waktu Pilpres atau Pileg saja."

"Tapi setelah itu, partai-partai semua orientasinya sama, yaitu office seeking," kata Burhanuddin dalam tayangan Kompas TV, Selasa (22/12/2020).

Baca juga: Jelang Reshuffle Kabinet, Jokowi Menulis di Instagram: Yang Lalu Biarlah Berlalu

Direktur Public Affairs di Lembaga Survei Indonesia (LSI) ini juga menuturkan, politik di Indonesia tidak terlalu terikat pada ideologi.

Berita Rekomendasi

Namun lebih mengarah kepada office seeking atau upaya memburu jabatan.

Untuk itu, Burhanuddin tidak mempermasalahkan adanya 'rival' yang beralih menjadi 'kawan'.

Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan) saling berjabat tangan usai memberikan keterangan pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak gugatan terkait perolehan suara Pilpres 2019 di kediaman Prabowo Subianto di Jakarta, Kamis (27/6/2019) malam. Dalam keterangannya, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menerima hasil keputusan Mahkamah Konstitusi terkait gugatan Pilpres 2019. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan) saling berjabat tangan usai memberikan keterangan pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak gugatan terkait perolehan suara Pilpres 2019 di kediaman Prabowo Subianto di Jakarta, Kamis (27/6/2019) malam. Dalam keterangannya, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menerima hasil keputusan Mahkamah Konstitusi terkait gugatan Pilpres 2019. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Asalkan, tidak semua partai politik ditarik untuk mengisi jabatan di pemerintahan.

"Menurut saya, yang penting tidak seluruh kekuatan partai politik di DPR ditarik ke dalam koalisi."

"Karena kalau itu terjadi, maka terjadi politik kartel yang sempurna."

Baca juga: Resmi Jadi Menteri Sosial, Berikut Sepak Terjang Tri Rismaharini yang Gantikan Juliari P Batubara

"Paling tidak ada tiga partai yang disisakan berada di luar pemerintahan, yaitu Partai Demokrat, PKS dan PAN," kata Burhanuddin.

Bila sampai politik kartel terjadi, maka pemilih dianggap tidak lagi berfungsi dengan baik.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas