Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sepanjang 2020, 504 Tenaga Medis di Indonesia Meninggal karena Covid-19, Tertinggi di Asia

Desember 2020 mencatat 52 (lima puluh dua) tenaga medis dokter meninggal akibat Covid. Angka ini naik hingga 5 (lima) kali lipat dari awal pandemi.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
zoom-in Sepanjang 2020, 504 Tenaga Medis di Indonesia Meninggal karena Covid-19, Tertinggi di Asia
Freepik
Ilustrasi 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sepanjang 2020, terdapat total 504 tenaga medis dan kesehatan yang meninggal karena Covid-19

Ketua Tim Mitigasi PB IDI, Dr Adib Khumaidi, SpOT mengatakan, kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia tercatat paling tinggi di Asia, dan 5 besar di dunia. 

Bahkan, sepanjang bulan Desember 2020 mencatat 52 (lima puluh dua) tenaga medis dokter meninggal akibat Covid. Angka ini naik hingga 5 (lima) kali lipat dari awal pandemi.

Kenaikan jumlah kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan merupakan salah satu dampak dari berbagai aktifitas dan mobilitas seperti berlibur, Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah), dan aktifitas berkumpul bersama teman dan keluarga yang tidak serumah. 

Meski pemerintah sudah menyiapkan vaksin gratis untuk masyarakat secara bertahap, namun bukan berarti vaksin tersebut dapat menjadi obat Covid-19.

Baca juga: BREAKING NEWS Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa Positif Covid-19

"Vaksin dan vaksinasi adalah upaya yang bersifat preventif dan bukan kuratif. Meski sudah ada vaksin dan sudah melakukan vaksinasi, kami menghimbau agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat karena risiko penularan saat ini berada pada titik tertinggi dimana rasio positif Covid pada angka 29,4 persen," ujar dia saat dikonfirmasi, Sabtu (2/2/2021).

Berita Rekomendasi

Adib melanjutkan, situasi tidak terkendali dapat terjadi jika masyarakat tidak membantu tidak patuh protokol kesehatan. 

Baca juga: Per 2 Januari 2021: Satgas Pantau 69.619 Suspek Covid-19

"Kami juga mengingatkan kepada pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan agar memperhatikan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi para tenaga medis dan kesehatan, serta juga memberikan tes rutin untuk mengetahui status kondisi kesehatan terkini para pekerja medis dan kesehatan," harap Adib.

Adib menuturkan, perlindungan bagi tenaga medis dan kesehatan ini adalah mutlak diperlukan.

"Kami (para tenaga kedis dan kesehatan) kini bukan hanya menjadi garda terdepan namun juga benteng terakhir," kata dr. Adib.

Ketua Perhimpunan Obstetri dan Ginekolog Indonesia (POGI) dr Ari Kusuma Januarto, SpOG(K) menambahkan pada seluruh ibu hamil untuk mentaati protokol kesehatan, mengingat laporan ibu hamil sampai saat ini separuhnya merupakan Orang tanpa Gejala, maka  sebaiknya menahan diri tidak keluar rumah demi keselamatan diri dan bayi dalam kandungan. 


"Ibu hamil memiliki imun yang lebih rendah selama masa kehamilan sehingga sangat rawan tertular atau terpapar virus serta diharap mengikuti protokol testing sesuai  di fasilitas kesehatan dan mengikuti anjuran dokter atau bidan menangani," pesan Ari.

Ilustrasi virus corona, gejala virus corona, gejala Covid-19, pasien virus corona
Ilustrasi virus corona, gejala virus corona, gejala Covid-19, pasien virus corona ((Shutterstock/Petovarga))

Meski belum ada penelitian virus Corona dapat menular pada janin dalam kandungan, namun ketika seorang ibu hamil sudah terkonfirmasi positif, maka bayi yang baru dilahirkan dapat berpotensi tertular juga karena kontak fisik. 

"Maka dari itu lindungi keselamatan diri, bayi dalam kandungan dan bayi baru lahir, dan seluruh orang di sekitar Anda dengan tidak keluar rumah serta menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin dan ketat," kata Dr Ari Kusuma Januarto, SpOG(K).

Para dokter yang meninggal terdiri dari 237 dokter dan 15 dokter gigi, 171 perawat, 64 bidan, 7 apoteker, 10 tenaga lab medik. 

Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 101 dokter umum (4 guru besar), dan 131 dokter spesialis (7 guru besar), serta 5 residen, yang keseluruhannya berasal dari 25 IDI Wilayah (provinsi) dan 102 IDI Cabang (Kota/Kabupaten). 

Provinsi Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah kematian dokter tertinggi.

Berikut data kematian Dokter dan tenaga kesehatan berdasarkan provinsi:

  • Jawa Timur 46 dokter, 2 dokter gigi, 52 perawat, 1 tenaga lab medik 
  • DKI Jakarta 37 dokter, 5 dokter gigi, 24 perawat, 1 apoteker, 1 tenaga lab medik 
  • Jawa Tengah 31 dokter, 24 perawat, 3 tenaga lab medik 
  • Sumatra Utara 24 dokter dan 3 perawat, 
  • Jawa Barat 24 dokter, 4 dokter gigi, 23 perawat, 4 apoteker, 1 tenaga lab medik  
  • Sulawesi Selatan 11 dokter dan 6 perawat,
  • Banten 8 dokter dan 2 perawat, 
  • Bali 6 dokter, 1 tenaga lab medik
  • DI Aceh 6 dokter, 2 perawat, 1 tenaga lab medik 
  • Kalimantan Timur 6 dokter dan 4 perawat, 
  • DI Yogyakarta 6 dokter dan 2 perawat, 
  • Riau 5 dokter, 2 perawat
  • Kalimantan Selatan 4 dokter, 1 dokter gigi,  dan 6 perawat, 
  • Sumatra Selatan 4 dokter dan 5 perawat, 
  • Sulawesi Utara 4 dokter, 1 perawat 
  • Kepulauan Riau 3 dokter dan 2 perawat, 
  • Nusa Tenggara Barat 2 dokter, 1 perawat, 1 tenaga lab medik
  • Bengkulu 2 dokter, 
  • Sumatra Barat 1 dokter, 1 dokter gigi, dan 2 perawat, 
  • Kalimantan Tengah 1 dokter, 2 perawat, 1 apoteker
  • Lampung 1 dokter dan 2 perawat,
  • Maluku Utara 1 dokter dan 1 perawat,
  • Sulawesi Tenggara 1 dokter, 2 dokter gigi, 1 perawat,
  • Sulawesi Tengah 1 dokter,
  • Papua Barat 1 dokter
  • Papua 2 perawat,
  • Nusa Tenggara Timur 1 perawat,
  • Kalimantan Barat 1 perawat, 1 tenaga lab medik
  • Jambi 1 apoteker,
  • DPLN (Daerah Penugasan Luar Negeri) Kuwait 2 perawat, serta
  • Satu dokter masih dalam koonfirmasi verifikasi.
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas