Satgas Pangan Polri Bakal Pantau Lonjakan Harga Kedelai di Pasar
Kombes Pol Ahmad Ramadhan menuturkan pihaknya masih belum mendapatkan hasil penyelidikan terkait pemantauan yang dilakukan satgas pangan Polri
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satgas pangan Polri akan mengawasi kenaikan harga kedelai di pasar buntut adanya aksi mogok produksi yang diserukan Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta.
Kabag Penum Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan pihak satgas pangan Polri telah turun ke lapangan untuk melakukan pemantauan harga di pasar.
"Sudah menjadi tugas pokok dari satgas pangan untuk memonitor kegiatan-kegiatan tersebut. Itu satgas pangan tetap menjalankan tugas," kata Kombes Ahmad kepada wartawan, Selasa (5/1/2021).
Lebih lanjut, ia menuturkan pihaknya masih belum mendapatkan hasil penyelidikan terkait pemantauan yang dilakukan satgas pangan Polri.
"Sementara belum ada hasil dari penyelidikan. Tentunya satgas pangan tetap melakukan pemantauan. Nanti hasilnya akan kami update," tukasnya.
Baca juga: Sekjen KITA: Harga Kedelai Mahal Buat Pengrajin Tahu dan Tempe Kesulitan
Seperti diketahui, harga tahu dan tempe kemungkinan akan naik sekitar 20-30 persen setelah aksi mogok produksi yang diserukan Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta sejak Kamis (31/12/2020).
Aksi mogok ini merupakan bentuk protes produsen tempe dan tahu atas harga bahan baku kedelai yang terus naik.
Mereka sepakat menghentikan produksi untuk kemudian kompak menaikkan harga ketika beroperasi kembali.
"Seiring dengan kenaikan harga kedelai dari Rp 7.200 per kilogram menjadi Rp 9.200 per kilogram bahkan cenderung lebih, pasca-berhenti produksi nanti kita harus kompak menaikkan harga tempe dan tahu minimal 20-30 persen," tulis Sekretaris Puskopti DKI Jakarta Handoko Mulyo dalam surat nomor 01/Puskopti/DKI/XII/2020.