Menkes Budi: Perawat Tanpa Surat Tanda Registrasi Resmi Boleh Langsung Kerja
Surat Tanda Registrasi merupakan bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jumlah penambahan kasus positif Covid-19 yang melonjak menjadi 9 ribu-10 ribu per hari membuat para tenaga kesehatan kewalahan.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, lonjakan kasus positif Covid-19 itu membuat Indonesia kini tak hanya kekurangan kapasitas tempat tidur di rumah sakit, tapi juga kekurangan perawat dan dokter untuk merawat para pasien.
Untuk menyiasati hal tersebut, pemerintah melonggarkan aturan terkait rekrutmen perawat baru.
Aturan dimaksud adalah Surat Tanda Registrasi (STR) para tenaga kesehatan.
Dalam konferensi pers Senin (11/1/2021), Budi menjelaskan sudah merelaksasi aturan STR bagi perawat agar bisa segera praktik di rumah sakit.
"Pasti akan kekurangan dokter dan perawat. Saya sudah merelaksasi beberapa aturan yang mengizinkan agar perawat-perawat yang belum memiliki Surat Tanda Registrasi atau STR resmi boleh langsung masuk bekerja," kata Budi, Senin (11/1/2021).
Baca juga: Menkes: Saya Minta Tolong Dirut Rumah Sakit Naikkan Alokasi Ruang Perawatan Covid-19 Jadi 30%
Surat Tanda Registrasi (STR) merupakan bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi.
Tenaga kesehatan yang telah memiliki STR dapat melakukan aktivitas pelayanan kesehatan.
STR dapat diperoleh jika setiap tenaga kesehatan telah memiliki ijazah dan sertifikat uji kompetensi yang diberikan kepada peserta didik setelah dinyatakan lulus ujian program pendidikan dan uji kompetensi.
Ijazah diterbitkan oleh perguruan tinggi peserta didik dan sertifikat uji kompetensi yang diterbitkan oleh DIKTI.
STR berlaku selama lima tahun dan dapat diperpanjang setiap lima tahun.
Sesuai Permenkes 1796 tahun 2011, STR yang telah habis masa berlakunya dapat diperpanjang melalui partisipasi tenaga kesehatan dalam kegiatan pendidikan dan/atau pelatihan, kegiatan ilmiah lainnya sesuai dengan profesinya, serta kegiatan pengabdian masyarakat.
Saat ini jumlah perawat yang belum memiliki STR diperkirakan mencapai 10 ribu orang.
Budi mengatakan, pihaknya juga sedang mengkaji agar tenaga dokter bisa langsung bekerja menangani pasien Ccovid-19.
"Perawat itu sekitar 10 ribu, saya sedang mengkaji dengan tim IDI dan Kemenkes agar dokter-dokter juga bisa begitu, ada sekitar 3-4 ribu dokter yang bisa kita masukkan," tuturnya.
Lebih lanjut, Budi menegaskan di masa pandemi ini Indonesia sangat butuh tenaga perawat.
Menurutnya, di masa pandemi Covid-19 ini tenaga kesehatan telah kelelahan sehingga membutuhkan banyak tenaga tambahan.
"Kita butuh sekali tenaga-tenaga perawat karena kasihan mereka sudah lelah sekarang. Jadi kita dorong aturan apa yang bisa kita relaksasi," ujarnya.
Baca juga: Persatuan Perawat Terbitkan Instruksi untuk Anggota Ikut Vaksinasi Covid-19
Selain melonggarkan aturan terkait rekrutmen perawat baru, Budi juga berjanji akan menambah pasokan obat dan fasilitas khusus bagi rumah sakit.
Namun untuk sementara waktu dia meminta pihak rumah sakit di bawah Kemenkes menyediakan anggaran sendiri.
"Kemudian Pemda juga tolang dibantu, tolong disiapkan. Kalau kurang nanti kami akan bantu negosiasi langsung dengan beberapa (produsen) obat-obatan yang susah (sulit didapati)," kata Budi.(tribun network/fik/dod)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.