Bamsoet Minta Pemerintah Memasukkan Kalangan Wartawan Jadi Prioritas Penerima Vaksin Covid-19
Bambang Soesatyo mendorong pemerintah memasukkan kalangan wartawan menjadi salah satu klaster prioritas yang mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong pemerintah memasukkan kalangan wartawan menjadi salah satu klaster prioritas yang mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Bamsoet, begitu ia disapa, beralasan mengingat peran jurnalistik menuntut mereka bertemu banyak orang, sebagaimana juga tenaga kesehatan dan TNI-Polri, sehingga sangat rentan terpapar Covid-19.
"Berdasarkan data Dewan Pers per tahun 2020, tercatat ada sekitar 17.000 wartawan yang telah tersertifikasi melalui uji kompetensi wartawan (UKW). Melalui vaksinasi terhadap para wartawan, pemerintah turut berperan memastikan agar kerja jurnalistik mereka terlindungi. Sehingga bisa menyajikan berita secara akurat, menghindari masyarakat dari berbagai disinformasi," ujar Bamsoet, di Jakarta, Selasa (19/1/2021).
Sebagai orang yang pernah menekuni dunia jurnalistik, Bamsoet mengaku bisa ikut merasakan kegelisahan para wartawan dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Di satu sisi tak ingin terinfeksi dengan cara menghindari kerumunan maupun menjaga jarak dengan orang lainnya.
Baca juga: Nasib Anggota Fraksi PDIP Ribka Tjiptaning Setelah Menolak Vaksin Covid-19 Sinovac
Baca juga: Beredar Info Vaksinasi Jokowi Gagal, Ini Jawaban IDI
"Namun disisi lain karena tuntutan pekerjaan, sebagaimana dokter dan tenaga kesehatan, wartawan tak mungkin bekerja secara work home maupun melakukan aktivitas di rumah saja," ungkapnya.
Politikus Golkar itu mengadakan perhatian yang diberikan pemerintah melalui prioritas vaksinasi terhadap wartawan sekaligus juga untuk memastikan kesehatan dan keselamatan para anggota keluarganya yang ikhlas melepas mereka tugas di medan perang Covid-19.
Sehingga para wartawan pulang ke rumah tetap bisa membawa nafkah, bukan malah membawa virus Covid-19.
"Kita tidak bisa membayangkan para wartawan berhenti bekerja, tak akan ada informasi yang bisa didapat masyarakat. Namun kita juga tidak bisa membayangkan dalam menjalankan pekerjaannya, para wartawan tak mendapat bekal yang cukup sehingga malah mengorbankan nyawa," kata Bamsoet.