Minta Pedagang Daging Sapi Tidak Mogok, IKAPPI: Solusinya, Kurangi Volume Penjualan
IKAPPI meminta para pedagang daging sapi di wilayah Jabodetabek ini untuk tetap berjualan, namun mengurangi volume penjualan daging
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyampaikan sikap terkait rencana aksi mogok yang akan dilakukan para pedagang daging sapi di kawasan Jabodetabek, menyusul lonjakan harga komoditas tersebut pada awal 2021.
Dalam surat edaran bernomor 91/SE/IKAPPI/I/2021, Ketua Umum IKAPPI Abdullah Mansuri mengatakan bahwa pihaknya mengimbau agar para pedagang itu tetap berjualan.
Meskipun saat ini harga yang ditetapkan untuk daging sapi mengalami lonjakan, sedangkan daya beli masyarakat menurun akibat melesunya ekonomi di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
"Kami mengetahui kesulitan pedagang daging saat ini, dan juga kami mengetahui minimnya daya beli masyarakat yang terus menurun akibat pandemi Covid-19," ujar Abdullah, dalam surat edaran IKAPPI, Selasa (19/1/2021) sore.
Oleh karena itu, pihaknya meminta para pedagang daging sapi di wilayah Jabodetabek ini untuk tetap berjualan, namun mengurangi volume daging yang akan mereka jual.
Baca juga: Harga Daging Sapi Melonjak, Asosiasi Bujuk Pedagang Tetap Berjualan
"Mengimbau agar pedagang daging tidak mogok berjualan sebagai bentuk aksi tanda protes, tetapi mengurangi volume penjualan," kata Abdullah.
Hal itu karena aksi mogok akan berdampak pada tidak terpenuhinya kebutuhan para pelanggan.
"Pertimbangan kehilangan pelanggan, menjadi pertimbangan yang paling dominan dari efek mogok berdagang selama 3 hari ke depan," jelas Abdullah.
Menurut Abdullah, warung rumahan seperti warteg hingga warung masakan minang sangat bergantung pada daging sapi yang biasa dibeli dari para pedagang ini.
Sehingga ia pun berharap agar para pedagang daging sapi se-Jabodetabek tidak melakukan aksi mogok.
"Mengingat warung-warung rumahan yang masih harus mendapatkan suplai dari pedagang daging di pasar se-Jabodetabek dan kondisi pedagang warung rumahan yang terus melemah, kami mohon agar aksi mogok selama 3 hari ke depan dipikirkan kembali," tegas Abdullah.
Saat ini, kata dia, daya beli masyarakat semakin menurun akibat pandemi.
Langkah mogok 3 hari ini dikhawatirkan berimbas pula pada sepinya pedagang lain.