Fakta Dentuman Misterius yang Gemparkan Indonesia: Dari Jateng, Jabar, Jakarta hingga Bali
Tak hanya di Bali, dentuman keras yang bikin penasaran warga juga pernah terjadi di Jawa Barat, Jakarta, dan Jawa Tengah.
Editor: Hasanudin Aco
Bila ingin mendengar dentuman misterius tersebut dengan jelas, Dio menyarankan untuk mengenakan headset.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan belum mengetahui pasti sumber atau asal suara dentuman itu.
4. Dentuman di Jakarta
Suara dentuman misterius keras terdengar di langit DKI Jakarta, khususnya di wilayah Jakarta Selatan pada Minggu (20/8/2020) malam.
Bunyi dentuman diakui sejumlah warga terdengar sebanyak dua kali sekitar pukul 19.45 WIB, hingga menyebabkan benda getaran.
Surti (52) Warga Kelurahan Pasar Minggu, Jakarta Selatan mengatakan, suara dentuman tersebut terdengar cukup keras sebanyak dua kali dengan jeda waktu yang tidak terlalu lama.
"Kedengarann dua kali suaranya, kencang banget pas saya lagi menonton TV di rumah. Sekitar habis Isya, lah kedengaran," ujar Surti kepada Kompas.com, Minggu.
5. Dentuman di Bali
Warga Bali dikejutkan dengan suara dentuman keras pada Minggu (24/1/2021) pagi pukul 10.00 WITA. Suara misterius tersebut terdengar begitu keras dan membuat warga ketakutan sekaligus bertanya-tanya darimana asal suara itu.
Warga pun saling bertanya satu sama lain dan hingga kini suara dentuman itu masih menjadi misteri. Pihak berwenang juga belum bisa memastikan sumber suara dentuman itu.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun di lapangan, suara dentuman itu terdengar hingga di sejumlah wilayah Buleleng. Perbekel atau Kepala Desa Kubutambahan, Gede Pariadnyana mengaku mendengar jelas suara dentuman itu sebanyak satu kali.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin mengatakan tidak tertutup kemungkinan dentuman yang didengar oleh sebagian besar warga di Bali adalah dari benda langit meteor atau asteroid.
"Kalau benar ada saksi yang melihat bola api meluncur disertai ledakan, mungkin juga itu meteor besar atau asteroid yang memasuki atmosfer yang menyebabkan ledakan akibat gelombang kejut
asteroid," kata Thomas.
Saat ini LAPAN belum berencana untuk melakukan penelusuran lebih lanjut terkait fenomena itu. Akan tetapi, jika kemudian ada temuan bukti yang perlu diidentifikasi,maka pihaknya akan mengirim tim ke lokasi.
"Belum ada rencana (penelusuran). Kalau ada bukti yang perlu diidentifikasi, kami akan kirim tim ke lokasi," ujar Thomas.
Sumber: Tribun Bali/Tribun Jabar/Kompas.com