Terenyuh Lihat Perhiasan Korban Sriwijaya Air, Anggota Basarnas: Bagaimana Kalau Terjadi pada Ibu
Anggota Basarnas, Esa Asep Saefudin, mengaku terenyuh saat melihat temuan perhiasan korban Sriwijaya Air SJ-182.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
Pasalnya, 50 sampai 70 temuan datang silih berganti.
Baca juga: Kementerian Dalam Negeri Terbitkan 53 Akta Kematian Korban Sriwijaya Air SJ-182
Baca juga: Total 53 Korban Sriwijaya Air SJ 182 Berhasil Diidentifikasi
Esa pun tak sempat beristirahat sejak pagi hingga sore.
"Beres briefing jam 8 pagi, kita udah bersiap memilah-milah temuan."
"Hari pertama sibuk banget. Enggak berhenti kita dari pagi sampai sore," kisah Esa, dilansir Tribun Jakarta.
Meski sempat merasa sedih saat melihat temuan korban, Esa mengaku harus tetap melaksanakan tugas secara baik.
"Naluri kita sebagai manusia melihat kondisi itu ya sedih dan prihatin."
"Akan tetapi kita harus melaksanakan tugas dengan baik," pungkasnya.
Diketahui, pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2021).
Pesawat yang mengangkut 62 orang ini jatuh sekitar pukul 14.40 WIB atau empat menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.
Dugaan KNKT soal Penyebab Jatuhnya Sriwijaya Air
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih menyelidiki penyebab Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh pada Sabtu (9/1/2021) lalu.
Baca juga: Keluarga 6 Korban Sriwijaya Air SJ 182 Asal Kalbar Dapat Santunan Masing-masing Rp 50 Juta
Baca juga: Yumna dan 4 Jenazah Korban Sriwijaya Air SJ 182 Dimakamkan Satu Liang Lahat, Keluarga Diliputi Haru
Ada dugaan sistem autothrottle tak berfungsi baik saat pesawat lepas landas sehingga menyebabkan pesawat jatuh.
Sistem autothrottle memungkinkan pilot bisa mengontrol tenaga mesin pesawat secara otomatis.
Dilansir Reuters, Penyelidik KNKT, Nurcahyo Utomo, mengatakan ada masalah pada sistem autothrottle Sriwijaya Air SJ-182 beberapa hari sebelum penerbangan menuju Pontianak.