Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hasil Investigasi KNKT Terkait Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 180 dan Kronologi Kecelakaannya

Dalam laporan tersebut KNKT menyebut pengatur sistem daya atau gas (Throttle) pada pesawat mengalami anomali.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Hasil Investigasi KNKT Terkait Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 180 dan Kronologi Kecelakaannya
Sriwijaya Air
Sriwijaya Air 

"Posisi koordinat CVR sudah kami tengarai, mengacu pada ditemukannya FDR juga elektronik modul atau casing dari CVR dan FDR," ujarnya.

Nurcahyo menyebut, luas pencarian CVR memiliki dimensinya 25 meter x 25 meter.

"Kami sudah membuat garis di bawah laut, sebanyak lima kotak. Dugaan kami CVR tertimbun lumpur, penyelam akan menggali wilayah yang telah dikotakkan," ungkapnya.

KNKT juga mengungkapkan telah menggunakan alat peniup lumpur untuk memudahkan proses pencarian CVR. "Kemarin sudah kita tiup pagi, saat sorenya sudah kembali tertimbun lumpur," ujar Nurcahyo.(TribunNetwork/har/wly)

Kronologi jatuhnya Sriwijaya Air PK-CLC, SJ 182 berdasarkan laporan pendahuluan KNKT:

1. 14.36 WIB: Pesawat take off dari bandara Soekarno-Hatta menuju bandara Supadio, Pontianak. Setelah take off Flight Data Recorder (FDR) merekam sistem autopilot aktid saat ketinggian 1.980 kaki. Pesawat terus naik dan pada ketinggian 8.150 kaki tuas throttle(gas) sebelah kiri mendadak bergerak mundur dan tenaga mesin berkurang. Tuas sebelah kanan tidak bergerak.

2. 14.38 WIB: Karena kondisi cuaca pilot kemudian meminta kepada pengatur lalu lintas udara (ATC) untuk berbelok ke arah 75 derajat.Permintaan diizinkan namun ATC memperkirakan jika berbelok akan bertemu dengan pesawat terbang lain dengan tujuan yang sama. ATC kemudian meminta Sriwijaya Air SJ-182 PK CLC diminta berhenti naik di ketinggian 11.000 kaki.

Berita Rekomendasi

3. 14.39 WIB: Saat pesawat melewati ketinggian 10.600 kaki pesawat berada pada arah 46 derajat dan mulai berbelok ke kiri. Saat itu tuas throttle sebelah kiri kembali bergerak mundur dan yang kanan tetap alias tidak bergerak. ATC kemudian meminta piot untuk naik ke ketinggian 13.000 kaki dan dijawab oleh pilot. Ini menjadi komunikasi terakhir antara pilot dan ATC.

4. 14.40 WIB: FDR mencatat tuas throttle sebelah kiri kembali mundur dan posisi pesawat mulai menunduk kemudian menukik. Sekitar 20 detik kemudian FDR berhenti merekam data.(har/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas