Sandiaga Uno Mengaku Tak Banyak yang Berubah Dalam Dirinya Setelah Bekerja Membantu Presiden Jokowi
Jadi pembantu Presiden, Menparekraf Sandiaga Uno Berkantor di Bali untuk memantau langsung pemulihan sektor pariwisata yang terdampak pandemi Covid-19
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - CEO Tribun Network Dahlan Dahi memberi apresiasi keputusan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno berkantor di Pulau Dewata Bali.
Menurut dia, langkah Menparekraf tersebut patut diapresiasi karena dapat mendorong kembali pertumbuhan ekonomi yang kini tertekan dampak dari pandemi Covid-19.
"Saya terkesan rencana Pak Menteri berkantor di Bali. Jadi bukan hanya berwisata ke Bali tapi ayo berkantor di Bali. Memang challenge-nya bagaimana transportasi aman dan tempat bekerja juga aman," tutur Dahlan saat audiensi dengan Menteri Sandiaga Uno secara virtual, Rabu (10/2/2021).
Baca juga: Vaksinasi Kata Kunci Bangkitnya Ekonomi Pariwisata Indonesia
Dahlan menilai upaya mengajak masyarakat bekerja dari Bali memang perlu didukung bukan hanya bagi warga lokal tetapi juga warga negara asing.
"Ini bukan hanya menarik orang dari Jabodetabek berkantor di Bali. Tapi Singapura juga sama karena saat ini semua orang sedang berkantor dari rumah," imbuhnya
Sport tourism
Menparekraf Sandiaga menuturkan terimakasih atas dukungan sekaligus atensi dari Tribun Network yang tersebar luas di nusantara.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini mengaku memiliki banyak sekali rekam jejak panjang dengan rekan-rekan Tribun Network selama berkeliling ke ribuan titik Indonesia.
"Kita rencananya akan terus mendorong destinasi di nusantara bisa bertahan di tengah banyaknya tekanan. Saya mohon dukungan dari teman-teman (Tribun Network), kebetulan salah satu program unggulan kami sport tourism. Mudah-mudahan bisa dibantu lewat event eco tourism, MICE serta produk ekonomi kreatif," tuturnya.
Sepi wisatawan
Seperti diketahui, Menteri Sandiaga sempat berkantor harian di Bali untuk memantau langsung pemulihan sektor pariwisata yang terdampak pandemi Covid-19.
Sandiaga bertolak dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten pada Kamis (28/1/2021) pagi, menuju Politeknik Pariwisata di Kuta Bali.
Menurut dia, upaya ini untuk membangkitkan kembali industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali.
Sejumlah kawasan pantai terlihat sepi wisatawan, begitu juga dengan kawasan pertokoan yang dilintasi.
Padahal, jauh sebelum pandemi Covid-19 merebak di dunia, termasuk Indonesia, Kuta Selatan selalu ramai dikunjungi wisatawan, baik wisatawan Nusantara maupun mancanegara sepanjang tahun.
"Pandemi virus corona ini benar-benar menggerus pariwisata di Bali, 80 persen masyarakatnya yang bergantung hidup pada sektor parekraf terdampak langsung. Ini yang harus kita perjuangkan," ungkap Sandi.
Kenangan indah naik ojol
Dalam kesempatan audiensi virtual kemarin, Menteri Sandiaga mengatakan, satu kenangan tak terlupakan dengan Tribun Network adalah ketika naik ojek online Gojek dari kantor Redaksi Tribunnews.com di Jakarta pada 1 Maret 2016.
Kala itu, Sandiaga tengah mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.
"Kejadian naik Gojek tidak saya lupakan karena ini kenangan saya sebagai bakal calon Gubernur (DKI). Mudah-mudahan ini menjadi kenangan manis teman-teman di Tribun," ulas dia saat dialog virtual dengan Tribun Network, Rabu (10/2/2021).
Apa yang berubah?
Pria yang karib disapa Bang Sandi ini terkenal dengan gaya safari politiknya mendatangi berbagai instansi media dengan kostum casual.
Bang Sandi juga mengaku tidak banyak yang berubah dalam dirinya setelah bekerja membantu Presiden RI Joko Widodo di Kabinet Indonesia Maju.
"Perubahan? berat badan tetap sama. Bangun subuh olahraga masih rutin. Saya bedanya sekarang tidak ada tanggal merah lagi tanggal hitam semua," akunya.
Sandi menuturkan sebelum didapuk oleh Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ada banyak kegiatan pemberdayaan sosial yang dilakukan.
Namun, seluruh kegiatan tersebut tidak lagi dilakukan karena fokus mengawal pengembangan destinasi super prioritas sesuai nomenklatur.
"Saya harus menjalankan aman dan visi Bapak Presiden yaitu visi indoneisa emas 2025. Saya harus meninggalkan kegiatan yang berkaitan pemberdayaan yang tidak langsung berhubung dengan pariwisata dan ekonomi kreatif," tuturnya.
Desa wisata
Menparekraf selain membangun lima destinasi super prioritas juga ingin mengembangkan desa wisata di Indonesia.
Jadi menurutnya, pengembangan desa wisata perlu dikaji agar pertumbuhan berjalan seimbang di desa-desa.
“Kita punya lebih dari 1.000 desa yang berpotensi dikembangkan pariwisatanya. Kita ingin membuat desa ini menjadi desa yang mandiri,” tandasnya. (Tribunnews.com/Reynas Abdila/tis)