Jokowi Heran Ajakan Benci Produk Luar Negeri Menjadi Ramai
Presiden Joko Widodo (Jokowi) heran dengan pernyataannya benci produk asing atau produk luar negeri menjadi ramai.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Sanusi
Laporan yang disampaikan Lutfi kepada Kepala Negara ialah mengenai praktik predatory pricing melalui platform e-commerce global.
Adapun predatory pricing adalah strategi penjualan dengan mematok harga yang sangat rendah sehingga menarik pembeli. Tujuannya untuk menyingkirkan pesaing dari pasar dan mencegah pelaku usaha lain masuk ke pasar yang sama.
"Jadi harga yang sengaja dibuat untuk membunuh kompetisi. Ini membuat tidak terjadi keadilan atau kesetaraan dalam perdagangan," kata dia.
Praktik predatory pricing tersebut, lanjut Lutfi, diperkuat dengan sebuah tulisan yang dikeluarkan oleh lembaga internasional.
Tulisan itu mengungkapkan hancurnya UMKM asal Indonesia yang bergerak di bisnis fesyen muslim yaitu penjual kerudung atau hijab akibat praktik predatory pricing yang dilakukan pihak asing.
Didukung DPR
Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin mendukung rencana pemerintah yang berusaha untuk mengkampanyekan produk dalam negeri dibandingkan produk luar negeri di berbagai titik lokasi di wilayah indonesia.
"Tentunya seruan ini harus sinergis dengan upaya pemerintah dalam mendukung para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari sisi permodalan dan pendampingan strategi pemasaran," ujar Azis.
Azis menjelaskan bahwa UMKM mengalami dampak yang cukup berat. Menurutnya dampak kali ini tidak seperti pada krisis 1998 yang mampu membangkitkan pemulihan ekonomi.
Oleh karenanya, kata dia, UMKM harus dimudahkan dengan mendirikan Perseroan Terbatas (PT) berbadan hukum.
"Pemerintah serta Forkompinda harus dapat sinergis untuk mempermudah memberikan izin bagi para pelaku UMKM di berbagai daerah, sehingga seruan Presiden Jokowi dapat diterapkan sampai tingkat paling bawah di daerah terpencil," kata dia.
Politikus partai Golkar itu juga meminta masyarakat tidak terlalu apatis terhadap produk luar negeri yang hadir di tengah masyarakat. Hal itu menurutnya guna mencegah terjadinya salah penafsiran di masyarakat.
"Kita singkirkan produk luar bukan berarti merusak kehadiran produk luar negeri yang ada di tengah masyarakat, tapi dengan cara membeli, mencintai serta menggunakan produk dalam negeri. Sehingga ekonomi bangkit dan harapan Presiden Jokowi dapat terwujud," pungkas Azis.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menilai, produk dalam negeri harus bisa bersaing dengan produk luar negeri.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.