Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Grafolog Ungkap Makna Tulisan Tangan Pelaku Teror di Surat Wasiat: Ada Rasa Tidak Aman Sangat Besar

Grafolog Deborah Dewi mengungkap makna tulisan tangan dari kedua pelaku teror di dalam surat wasiatnya.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Grafolog Ungkap Makna Tulisan Tangan Pelaku Teror di Surat Wasiat: Ada Rasa Tidak Aman Sangat Besar
Tangkap layar Youtube Kompas TV
Grafolog Deborah Dewi mengungkap makna tulisan tangan dari kedua pelaku teror di dalam surat wasiatnya. 

Para terduga teroris itu, lanjut Nasir, memiliki kesamaan mengkafirkan muslim lainnya.

Juga menganggap pemerintah adalah musuh mereka.

Pengamat sosial keagamaan, Nasir Abbas, saat diskusi, di Jakarta Pusat, Selasa (2/2/2016). Diskusi tersebut membahas permasalahan terorisme di Indonesia dengan tema deradikalisasi menangkal bahaya terorisme. TRIBUNNEWS/HERUDIN
Pengamat sosial keagamaan, Nasir Abbas, saat diskusi, di Jakarta Pusat, Selasa (2/2/2016). Diskusi tersebut membahas permasalahan terorisme di Indonesia dengan tema deradikalisasi menangkal bahaya terorisme. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Nasir menegaskan, pemahaman tersebut sudah menyimpang dan bukan ajaran dalam agama Islam.

"Ada kesamaan atau paham dengan dua orang pelaku yang melakukan aksi di Mabes Polri dan Gereja Katedral Makassar, kesamaannya itu adalah pengkafiran."

"Mereka mengkafirkan muslim yang lain dan mereka menganggap pemerintah adalah pemerintah kafir yang menjadi musuh mereka," ungkap Nasir.

Nasir yang juga aktivis deradikalisasi ini memberikan alasan terduga teroris yang menyerang di Mabes Polri adalah aksi teror secara individu atau lone wolf.

Baca juga: Ayah ZA Yakin Ada Orang yang Mengajak Putrinya untuk Menyerang Mabes Polri

Baca juga: Perjalanan ZA Mulai Pamit Dari Rumah Hingga Serang Mabes Polri, Sembunyikan Senjata di Pinggang

Sebab, polisi tidak menemukan adanya seseorang yang memberi motivasi untuk melakukan aksi teror itu.

BERITA REKOMENDASI

Nasir pun menjelaskan, seorang lone wolf umumnya mendapatkan indoktrinasi dari media sosial.

"Seorang lone wolf itu mendapatkan indoktrinisasinya lewat apa yang dia baca dan dia nonton, baik dari YouTube atau medsos yang lain."

"Kita tidak menyalahkan media sosial, tetapi inilah informasi yang bisa didapatkan lewat medsos," kata Nasir.

(Tribunnews.com/Maliana)

Berita lain terkait Mabes Polri Diserang Teroris


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas