Grafolog Ungkap Makna Tulisan Tangan Pelaku Teror di Surat Wasiat: Ada Rasa Tidak Aman Sangat Besar
Grafolog Deborah Dewi mengungkap makna tulisan tangan dari kedua pelaku teror di dalam surat wasiatnya.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Whiesa Daniswara
"Untuk Lukman itu juga tidak 100 persen alasan spiritual, melainkan ada ketakutan."
"Untuk Lukman yang menonjol adalah ketakutan yang sangat besar terhadap masa depan yang akan dihadapi."
"Terutama kehidupan yang akan dia hadapi di masa depan akan berdampak secara spesifik kepada ibunya," jelas Deborah.
Baca juga: Sebut Aksi Teror di Mabes Polri dan Bom Makassar Punya Kesamaan, Mantan Napiter: Soal Pengkafiran
Ia menambahkan, para perekrut teror ini sengaja memperdaya korban dengan memberikan rasa aman semu yang mengatasnamakan agama.
Deborah menyebut, ada banyak faktor yang membuat korban dengan mudah tertipu oleh rasa aman yang semu itu.
Di antaranya seperti pengetahuan agama yang dangkal, kematangan emosional dan kematangan intelektual.
"Jadi ketika rasa tidak aman itu menyerang dan disaat bersamaan ada perekrot teror masuk, disitulah proses radikalisasi akhirnya berhasil," pungkasnya.
Mantan Napiter Sebut Kedua Pelaku Memiliki Kesamaan
Mantan narapidana teroris, Nasir Abbas, ikut menanggapi rangkaian aksi teror yang terjadi di Mabes Polri dan di Gereja Katedral, Makassar.
Menurut Nasir, rangkaian aksi teror itu memiliki kesamaan, yakni pelaku melakukan pengkafiran kepada muslim yang lain.
Mantan Ketua Mantiqi II kelompok Al Jamaah Al Islamiyah (JI) ini mengatakan, kesamaan tersebut terlihat dari surat wasiat yang ditulis para pelaku.
"Akhirnya terungkaplah identitas dia (pelaku) dan kemudian ditemukan surat wasiat."
Baca juga: Kesamaan Surat Wasiat ZA, Terduga Teroris Mabes Polri dan Pelaku Bom Bunuh Diri di Makassar
Baca juga: Apa Itu Lone Wolf? Aksi ZA Terduga Teroris yang Serang Mabes Polri Sendirian, Ada 4 Tipe
"Saya sempat membaca, dari situ bisa dilihat bagaimana kuatnya indoktrinasi yang tertanam dalam diri pelaku," kata Nasir, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Kamis (1/4/2021).
Nasir menemukan ada kesamaan atau satu pemahaman dari para pelaku untuk melakukan aksinya.