Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Daftar Menteri yang Layak Diganti Versi Lembaga Survei, Ada Nadiem Makarim hingga Yasonna Laoly

Daftar menteri yang layak diganti atau reshuffle versi lembaga survei IPO. Ada Yasonna Laoly hingga Nadiem Makarim.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Daftar Menteri yang Layak Diganti Versi Lembaga Survei, Ada Nadiem Makarim hingga Yasonna Laoly
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Sejumlah Menteri bersiap menjalani pelantikan Menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Presiden Joko Widodo resmi melantik 34 Menteri, 3 Kepala Lembaga Setingkat Menteri, dan Jaksa Agung untuk Kabinet Indonesia Maju. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Bahkan, Johnny G Plate meminta agar Netflix tidak memuat film atau serial original produksi luar Indonesia.

"Kita minta Netflix original jangan dulu, lah di Indonesia, gunakan dulu hasil kreativitas anak Indonesia sendiri dulu, kalau bisa," kata dia.

Pernyataan ini mendapat kritikan dari warganet.

Banyak di antara mereka mengatakan, film Indonesia sudah banyak tersedia di Netflix, meski tidak sebanyak film-film asing.

6. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Teten Masduki (28,5%)

Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki.
Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki. (dok.)

Nama menteri lain yang dilayak diganti adalah Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Teten Masduki.

Sama seperti Yasonna Laoly dan Tjahjo Kumolo, Teten Masduki adalah menteri dari PDI-Perjuangan.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan Indonesia sejak 2 September 2015.

Saat itu, ia menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP) menggantikan Luhut Panjaitan.

Namun, Teten Masduki kena reshuffle dan mengakhiri jabatannya sebagai KSP pada 17 Januari 2018.

Jabatan Teten Masduki akhirnya diisi oleh Moeldoko hingga kini.

7. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (27%)

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo pada puncak peringatan dies natalis Fakultas Hukum Universitas Hassanudin (Unhas) Makasar, Rabu (17/3/2021).
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo pada puncak peringatan dies natalis Fakultas Hukum Universitas Hassanudin (Unhas) Makasar, Rabu (17/3/2021). (dok. Kementan)

Nama menteri selanjutnya yang dianggap layak diganti adalah Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.

Syahrul Yasin Limpo adalah mantan Gubernur Sulawesi Selatan sekaligus Partai NasDem.

Namun sebelum di Partai NasDem, Syahrul Yasin Limpo mengawali karier politiknya sebagai kader Partai Golkar.

Ia sempat hijrah ke PDI-Perjuangan selama dua tahun sebelum akhirnya kembali ke Golkar.

8. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya (23,8%)

Siti Nurbaya saat memberikan sambungan di acara HPSN 2021 secara daring, Senin (22/2/2021).
Siti Nurbaya saat memberikan sambungan di acara HPSN 2021 secara daring, Senin (22/2/2021). (Screenshot)

Masih dari survei IPO, nama menteri lain yang dianggap layak diganti adalah Siti Nurbaya.

Dalam kabinet, ini adalah kali kedua Siti Nurbaya Bakar menjadi menteri.

Di periode pertama Jokowi, Siti Nurbaya menjabat sebagi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Tugasnya pun kembali berlanjut saat Jokowi kembali jadi presiden untuk kedua kali.

9. Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto (19,3%)

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, memberikan paparan dalam Webinar DBS Asian Insight Conference 2021
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, memberikan paparan dalam Webinar DBS Asian Insight Conference 2021 (ist)

Menteri sekaligus petinggi partai yang dianggap layak diganti adalah Airlangga Hartarto.

Ketua umum Partai Golkar tersebut saat ini menjabat sebagai Menko Bidang Perekonomian.

Ia adalah menteri petahana yang kembali dipanggil Jokowi dalam Kabinet Indonesia Maju.

Airlangga pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian di Kabinet Kerja Jokowi-Jusuf Kalla.

Namanya sempat disorot lantaran memerintahkan secara mendadak kepada Kepala Bulog, Budi Waseso untuk mengimpor beras.

Padahal saat ini tengah memasuki masa panen raya pertama yang berlangsung sepanjang Maret-April 2021.

Isu mengenai impor beras sebanyak 1 juta ton ini pun mulai memberi tekanan terhadap harga gabah petani.

10. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif (19%)

Menteri ESDM Arifin Tasrif saat pengenalan menteri Kabinet Indonesia Maju di tangga beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Presiden Joko Widodo resmi melantik 34 Menteri, 3 Kepala Lembaga Setingkat Menteri, dan Jaksa Agung untuk Kabinet Indonesia Maju.
Menteri ESDM Arifin Tasrif saat pengenalan menteri Kabinet Indonesia Maju di tangga beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Presiden Joko Widodo resmi melantik 34 Menteri, 3 Kepala Lembaga Setingkat Menteri, dan Jaksa Agung untuk Kabinet Indonesia Maju. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Selanjutnya, ada nama Arifin Tasrif yang dianggap layak diganti versis survei.

Sebelum menjabat sebagai menteri, Arifin Tasrif adalah Duta Besar Indonesia untuk Jepang.

Selain itu, ia tiga kali menjadi direktur utama di tiga BUMN, yaitu PT Pupuk Indonesia, PT Pupuk Sriwijaya, dan PT Petrokimia Gresik.

11. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati (15%)

Menteri PPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati saat pengenalan menteri Kabinet Indonesia Maju di tangga beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Presiden Joko Widodo resmi melantik 34 Menteri, 3 Kepala Lembaga Setingkat Menteri, dan Jaksa Agung untuk Kabinet Indonesia Maju.
Menteri PPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati saat pengenalan menteri Kabinet Indonesia Maju di tangga beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Presiden Joko Widodo resmi melantik 34 Menteri, 3 Kepala Lembaga Setingkat Menteri, dan Jaksa Agung untuk Kabinet Indonesia Maju. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

I Gusti Ayu Bintang Darmawati adalah menteri perempuan ketiga di Kabinet Indonesia Maju yang dianggap layak diganti.

Penunjukan I Gusti Ayu Bintang Darmawati Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menggantikan Yohana Yembise.

Gusti Ayu adalah politikus PDIP sekaligus istri dari Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga.

Diketahui, Gede Ngurah Puspayoga adalah Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah pada periode pertama Jokowi jadi presiden.

12. Menteri Agraria dan Tata Ruang, Sofyan Djalil (12,1%)

Menteri ATR/BPN, Sofyan Djalil pada Peringatan Hari Agraria dan Tata Ruang Nasional (Hantaru) Tahun 2020 yang dilakukan secara virtual, Kamis (24/9/2020).
Menteri ATR/BPN, Sofyan Djalil pada Peringatan Hari Agraria dan Tata Ruang Nasional (Hantaru) Tahun 2020 yang dilakukan secara virtual, Kamis (24/9/2020). (Larasati Diah Utami/Tribunnews.com)

Sofyan Djalil adalah satu di antara menteri petahana yang kembali diangkat jadi pembantu presiden.

Pria kelahiran Aceh ini tercatat beberapa kali menjadi menteri.

Pada masa pemerintahan SBY-JK, Sofyan Djalil pernah menduduki dua jabatan menteri.

Pertama Menteri Komunikasi dan Informatika dengan masa jabatan 21 Oktober 2004 hingga 9 Mei 2007.

Kedua, Menteri BUMN pada 9 Mei 2007 hingga 20 Oktober 2009.

Sementara pada masa pemerintahan Jokowi-JK, Sofyan Djalil kembali dipanggil jadi menteri.

Bahkan ia sudah tiga kali berganti pos.

Pertama, ia dipilih menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dengan masa jabatan 27 Oktober 2014 hingga 12 Agustus 2015.

Pada perombakan Kabinet Kerja, ia digantikan oleh Darmin Nasution.

Sofyan Djalil dipindah menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia atau Kepala Bapennas masa jabatan 12 Agustus 2015 hingga 27 Juli 2016.

Pada perombakan kabinet yang kedua, ia kembali digantikan oleh Bambang Brodjonegoro.

Sebagai gantinya, Sofyan Djalil diangkat jadi Menteri Agraria dan Tata Ruang.

13. Menko Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan (9,8%)

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Inveatasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan saat meninjau kawasan food estate di blok A5 Desa Bentuk Jaya Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Selasa (6/4/2021).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Inveatasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan saat meninjau kawasan food estate di blok A5 Desa Bentuk Jaya Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Selasa (6/4/2021). (dok. Kementan)

Luhut Binsar Pandjaitan juga masuk sebagai menteri yang dianggap layak diganti versi IPO.

Bahkan ia pernah masuk dalam daftar serupa, tapi versi lembaga lain.

Beberapa waktu lalu, Luhut Binsar Pandjaitan menjadi sorotan setelah menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan Ad Interim.

Ia menggantikan posisi Edhy Prabowo yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Bagi Luhut, menjadi menteri ad interim atau menteri sementara sendiri bukanlah yang pertama kali.

Di era Jokowi, Luhut tercatat pernah lebih dari sekali menjabat sebagai pelaksana tugas (Plt) menteri.

14. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim (9,7%)

Mendikbud Nadiem Makarim saat luncurkan empat kebijakan merdeka belajar dalam rapat koordinasi kebijakan pendidikan tinggi di Gedung D kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Jumat (24/1/2020).
Mendikbud Nadiem Makarim saat luncurkan empat kebijakan merdeka belajar dalam rapat koordinasi kebijakan pendidikan tinggi di Gedung D kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Jumat (24/1/2020). (Kemendikbud)

Nama yang juga kencang berhembus sekaligus disebut layak diganti adalah Nadiem Makarim.

Nadiem Makarim adalah pendiri GoJek sekaligus menteri paling muda yang diangkat Jokowi di Kabinet Indonesia Maju.

Satu kebijakan Nadiem Makarim yang sempat membuat gaduh adalah menghapus ujian nasional (UN) pada 2021.

Selain itu, dari kacamata Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta, Ujang Komarudin, Nadiem Makarim layak diganti karena kebijakannya yang tak jelas dan kontroversial.

"Soal siapa yang akan menjadi menterinya hasil peleburan tersebut itu tergantung Jokowi."

"Namun Nadiem layak diganti, karena banyak kebijakannya yang tak jelas dan kontroversial," kata dia.

15. Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy (9,1%)

Muhadjir Effendy
Muhadjir Effendy (Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S)

Nama menteri terakhir yang dianggap layak diganti adalah Muhadjir Effendy.

Sebelum menjadi Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Saat itu, ia menggantikan Anies Baswedan yang kena reshuffle.

Muhadjir Effendy pernah menjadi sorotan karena melontarkan sejumlah pernyataan yang kontroversial.

Satu di antaranya saat ia mengusulkan adanya pernikahan antara yang kaya dengan yang miskin.

Ia juga pernah meminta para guru di Indonesia untuk tidak merasa khawatir meski pendapatannya sedikit karena mereka akan masuk ke dalam surga.

(Tribunnews.com/Sri Juliati/Vincentius Jyestha/Pravitri)

Berita terkait Resuffle Kabinet lainnya

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas