KASAL Yudo Berharap KRI Nanggala-402 Ditemukan Sebelum Sabtu Dini Hari Agar Oksigen Tak Keburu Habis
KRI Nanggala-402 diketahui membawa 53 orang personel yang terdiri dari 49 anak buah kapal, satu orang komandan, dan tiga orang arsenal.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Dewi Agustina
Dia mengatakan KRI Nanggala-402 yang diserahkan ke TNI AL pada 1981 itu siap dalam kondisi personel maupun material. Kapal itu juga sudah mendapat surat kelaikan dari Dislaikmatal TNI AL.
Yudo lantas membeberkan kiprah KRI Nanggala-402.
"Kapal ini riwayatnya sudah menembak torpedo kepala latihan 15 kali dan menembak torpedo kepala perang dua kali, dan sasarannya dua kapal eks KRI. Dua-duanya tenggelam. Jadi KRI Nanggala ini dalam kondisi siap tempur sehingga kita libatkan dalam latihan penembakan kepala torpedo maupun kepala perang," kata Yudo.
Sementara itu terkait ditemukannya tumpahan minyak di sekitar lokasi terakhir KRI Nanggala meminta izin menyelam dan akhirnya hilang kontak, Yudo menjelaskan ada beberapa kemungkinan mengapa sampai ada tumpahan minyak di lokasi tersebut.
Pertama, bila kedalaman penyelaman masih di kisaran 50-100 meter lalu terjadi masalah, awak kapal sengaja mengeluarkan semua benda cair yang ada di kapal.
Baca juga: TNI Punya Waktu 72 Jam untuk Temukan Kapal Selam KRI Nanggala-402, Kapasitas Oksigen Bertahan 3 Hari
"Awak kapal mengeluarkan semua benda cair yang ada di kapal, minyak, oli, supaya tetap mengapung, paling tidak meringankan beban sehingga tetap bisa mengapung," kata Yudo.
Kapal selam KRI Nanggala memang didesain dapat menyelam di kedalaman maksimal 250 meter.
Diduga posisi terakhir kapal ada di kedalaman 500-700 meter di palung perairan Bali.
"Kalau di kedalaman 500 meter, kemungkinan tangki retak, lalu black out, air masuk," tambah dia.
Saat ini sejumlah pihak masih melakukan pencarian terhadap KRI Nanggala-402.
Yudo mengatakan, dalam proses pencarian sejauh ini pihaknya sudah menemukan adanya kemagnetan atau daya magnet tinggi di kedalaman kurang lebih 50 sampai 100 meter di Perairan Bali pada Kamis (22/4/2021).
Daya magnet tersebut terdeteksi dari magnetometer di KRI Pulau Rimau.
"Tadi yang baru kita temukan saya dan Panglima TNI ke sana, tadi ada dari Magnetometer KRI Rimau itu ditemukan kemagnetan yang tinggi di dalam suatu titik yang kedalamannya kurang lebih 50 sampai 100 meter melayang," kata Yudo.
Ia berharap daya magnet tersebut bisa segera dideteksi dengan menggunakan multibeam echosounder portable yang dipasang di KRI Rimau.