Dekat dengan Lapisan Masyarakat Marjinal, Wakil Ketua LPSK Terkejut Munarman Ditangkap Densus 88
Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi ungkap sosok Munarman saat bersama-sama di Kontras, YLBHI dan Walhi, punya idialisme yang kuat soal keadilan.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eks Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman telah ditangkap Densus 88 Antiteror Polri di kediamannya, pada Selasa (27/4/2021) sore.
Ia diduga terlibat dalam dugaan tindak pidana terorisme.
Sebagai orang yang pernah mengenal Munarman, Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Edwin Partogi mengatakan, bahwa sosok Munarman merupakan orang yang memiliki idialisme yang kuat soal keadilan.
Tak hanya itu, Edwin yang pernah bersama-sama di Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) di tahun 1999 menyebut, Munarman juga memiliki konsen terhadap isu-isu lingkungan hidup maupun masyarakat.
"Munarman itu orangnya punya idialisme, sebelum di YLBHI juga di Walhi. Nah, jadi dia punya idialisme untuk isu-isu soal keadilan, lingkungan hidup maupun masyarakat," kata Edwin saat dihubungi Tribunnews, Kamis (29/4/2021).
Baca juga: Jadi Tersangka Terorisme, Munarman Satu Rutan Dengan Pelaku Bom Bali I Ali Imron.
Selain itu, Edwin yang pernah sama-sama di Kontras selama lima tahun bersama Munarman, menyebut rekannya itu merupakan orang yang cukup smart.
Apalagi, sebagai berdarah Sumatera, Munarman merupakan orang memiliki sikap lugas.
"Artinya dia suka atau tidak suka terlihat jelas," tambahnya.
Meski begitu, Edwin menyebut Munarman juga sosok yang friendly dengan lingkungan terdekatnya.
Meski, kata Edwin, di media Munarman sering digambarkan sebagai sosok yang keras.
"Kenal dari media dan kenal sehari-hari beda. Friendly orangnya, cukup bersahabat, ngomong apa adanya," jelasnya.
Baca juga: Jika Dinilai Melanggar HAM, Polri Persilakan Munarman Ajukan Praperadilan
Edwin pun mengungkapkan, sangat terkejut mendengar kabar penangkapan Munarman oleh Densus 88.
Karena, ia mengenalnya sebagai orang yang dekat dengan lapisan masyarakat marjinal serta tidak membeda-bedakan agama.
"Yaa tentu secara pribadi mengejutkan, ya tadi saya bilang background dia di Walhi, YLBHI itu bersentuhan dengan banyak lapisan masyarakat. Kelompok-kelompok marjinal tapi tidak terklaster dalam kelompok agama," ucap Edwin.