7 Cara Dilakukan Warga Agar Bisa Mudik: Kelabui Petugas, Jalan Kaki hingga Sembunyi di Truk
Ternyata, hasrat untuk pulang kampung begitu kuat sehingga apapun akan ditempuh demi lolos pos pemeriksaan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berbagai cara dilakukan warga agar bisa mudik merayakan lebaran tahun 2021 di kampung halaman.
Meskipun telah ada larangan dari pemerintah agar tidak mudik di masa pandemi Covid-19, namun masih ada saja warga yang ngotot mudik meski dengan cara sembunyi-sembunyi.
Hari pertama pelarangan mudik sudah berlaku sejak Kamis (6/5/2021). Polda Metro Jaya berhasil menghalau 1000 lebih kendaraan yang akan mudik.
Ternyata, hasrat untuk pulang kampung begitu kuat sehingga apapun akan ditempuh demi lolos pos pemeriksaan.
Berikut dirangkum Tribunnews.com, Jumat (7/5/2021) berbagai cara dilakukan warga agar bisa mudik lebaran.
1. Sembunyi bareng motor di truk
Beberapa calon pemudik dari Bandung menuju Cilacap, Jawa Barat, ketahuan. petugas.
Ceritanya tak ingin ketahuan membawa motor, pria calon pemudik ini nekat bersembunyi di truk yang ditutup terpal bersama motor kesayangannya.
Namun saat masuk di Pos Gentong Tasikmalaya, truk yang membawa motornya diberhentikan.
Petugas curiga, sebab terpal penutup truknya goyang-goyang.
"Iya, kita temukan seorang pria yang bersembunyi di dalam mobil boks pengangkut kain bersama motornya. Pria itu nekat berada di ruangan tertutup selama perjalanan, berniat supaya bisa pulang," ujar Perwira Pengendali Pos Gentong, Tasikmalaya, Jawa Barat, Kompol Gunarto kepada wartawan, Kamis (6/5/2021).
Baca juga: Polri: 23.573 Kendaraan Diminta Putar Balik pada Hari Pertama Operasi Pelarangan Mudik
2. Sembunyi diantara sayuran
Lika-liku pemudik agar bisa lolos pemeriksaan memang beragam cara.
Ada juga yang naik truk pengangkut sayuran hingga mengaku sebagai kenek.
Tapi semua berhasil dihadang di tengah perjalanan.
Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menindak satu truk pengangkut sayur yang juga diisi sejumlah pemudik.
Truk tersebut terjaring razia saat polisi menggelar penyekatan, tepatnya di kilometer 31 Tol Cikarang arah Cikampek, pada Kamis (6/5/2021) dini hari.
"Iya itu truk muatan sayur yang digunakan untuk mengangkut pemudik," kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo saat dikonfirmasi, Kamis.
Sebanyak tujuh pemudik melakukan perjalanan dari arah Bekasi menuju Garut, Jawa Barat.
3. Satu keluarga sembunyi di truk
Cerita yang hampir serupa terjadi di Ngawi, Jawa Timur.
Warga yang nekat mudik itu terjaring petugas dalam operasi penyekatan di pintu exit Tol Ngawi.
Sebanyak 10 orang yang merupakan satu keluarga ini ditemukan petugas bersembunyi di bak truk yang ditutupi terpal.
Rombongan keluarga asal Jakarta ini nekat mudik untuk merayakan Lebaran di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
“Mereka berangkat dari Jakarta pada Selasa pukul 22.00 WIB dan sampai di exit tol Ngawi Rabu pukul 12.00 WIB,” tutur Kepala Kepolisian Resor Ngawi AKBP I Wayan Winaya, Kamis.
Kata Wayan, rombongan keluarga yang nekat mudik tersebut akhirnya dipulangkan oleh Satgas Penangan Covid-19 Ponorogo.
Sedangkan truk yang mengangkut mereka beserta dua buah unit motor diamankan oleh polisi.
“Mereka dipulangkan sementara sopir kita kenakan tilang,” terangnya lewat pesan singkat.
4. Gagal lamaran
Gara-gara larangan mudik, Agus Suryadi gagal melamar sang kekasih.
Pemuda 23 tahun asal Klaten, Jawa Tengah ini tak bisa menembus ketatnya penjagaan jalanan menuju rumah kekasihnya di perbatasan menuju Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Agus bersama rombongannya harus putar balik saat melintas di pos penyekatan Mantingan.
Di bagian lain, sejumlah bus dari Jakarta tujuan Surabaya juga harus berputar balik saat terkena penyekatan di Exit tol Ngawi.
Bahkan, seorang penumpang dinyatakan reaktif Covid-19.
Perwira Pengendali ( Padal) Pos Penyekatan Mantingan, Ipda Daryono, mengatakan, petugas terpaksa meminta agar sopir travel putar balik karena hanya satu orang penumpang yang memiliki surat rapid tes.
Sedangkan 13 orang lainnya, tidak melakukan rapid tes.
Daryono mengatakan, ia sudah menawarkan kepada penumpang dan sopir travel untuk rapid tes apabila ingin melanjutkan perjalan, namun karena tidak mau, ia terpaksa meminta untuk putar balik.
"Tadi sudah kami minta untuk rapid, tapi mereka tidak mau, terpaksa kami minta putar balik," katanya.
5. Naik Travel Gelap
Di hari pertama larangan mudik Lebaran 2021, bersama tim gabungan, Polres Bogor amankan dua mobil travel gelap, Kamis (6/5/2021).
Polisi mengamankan dua mobil travel gelap di momen larangan mudik Lebaran 2021 di Megamendung, Puncak, Bogor.
Menurut Kasatlantas Polres Bogor, Iptu Dicky Anggi Pranata, travel gelap ini hendak mengantar penumpang ke Ciamis, Jawa Barat.
"Mobil minibus elf tersebut mengangkut 26 orang pemudik ke Ciamis," katanya Iptu Dicky Anggi Pranata.
Polisi langsung melakukan penilangan dan menahan kendaraannya hingga selesai Operasi Ketupat Lodaya.
"Penumpang kami suruh putar balik," ujarnya.
6. Jalan kaki untuk mudik
Berbekal uang Rp 120.000, Dani dan keluarganya nekat mudik dari Gombong ke Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dengan berjalan kaki.
Menurut Dani, bekal uang itu hanya untuk beli makanan dan minuman istri dan dua anak balitanya selama perjalanan.
Uang bekal itu, kata Dani, adalah sisa dari honor terakhirnya saat bekerja di tempat konveksi di Gombong.
Honor tersebut sudah habis untuk membayar kontrakan dan makan sehari-hari.
"Sisa uang Rp 120.000. Cuma bawa bekal segitu," kata Dani, saat ditemui di Ciamis, Jumat (7/5/2021).
"Namun sekarang sudah tak lagi kerja, jadi memutuskan untuk pulang ke Bandung," tambahnya.
Dani menceritakan, Dani dan keluarganya sudah berjalan selama enam hari, yaitu sejak hari Minggu (2/5/2021).
Selama perjalanan, Dani tak terlalu memaksa keluarganya untuk cepat sampai ke tujuan.
Saat cuaca panas di siang hari atau waktu sudah mulai malam dan lelah, dirinya segera mencari tempat berteduh.
Biasanaya, kata Dani, dirinya menumpang tidur di pom bensin maupun masjid, lalu mereka melanjutkan perjalanan setelah shalat Subuh.
7. Bayar tes antigen
Pemudik dari Bandung ke Tasikmalaya, Jawa Barat, rela merogoh kantong lebih dalam untuk perusahaan travel sebab mensyaratkan ada surat test antigen.
"Kita ini sudah dapat tes antigen negatif bagi para penumpang. Ini satu penumpang ongkosnya Rp 210.000 dari Bandung ke Tasikmalaya. Tadi kita sudah tunjukkan tes hasil antigennya ke petugas dan bisa lolos," jelas Andi (45), salah seorang sopir travel usai diperiksa karena membawa penumpang dari Bandung ke Tasikmalaya di Pos Gentong, Kamis (6/5/2021) tengah malam.
Sementara pemudik asal Jakarta pasrah saat diminta putar balik oleh petugas di Pos Penyekatan Tanjungpura, Karawang, Kamis (6/5/2021) dini hari.
Uju yang akan mudik menggunakan motor itu, terpaksa mengurungkan niatnya bertemu keluarga di kampungnya di Kuningan, Jawa Barat.
Pasalnya, ia membawa surat bebas Covid-19 yang sudah kedaluarsa karena tak mampu bayar test antigen lagi.
"Kalau disuruh putar balik ya putar balik. Kalau disuruh tes saya dari mana lagi. Dua minggu aja dua kali antigen. Duit dari mana?" ungkap Uju dengan memelas.
Ia mengaku hanya ingin lebaran di kampung halaman dan bertemu keluarga.
"Karena yang saya pikirin itu mungkin Lebaran ini saya masih bisa ketemu, enggak tahu entar habis Lebarannya. Yang saya harap saya bisa lolos, bisa pulang, kumpul bersama keluarga," ungkap Uju.
Sumber: Kompas.com/Kompas.TV/Tribun Jakarta/Tribunnews.com