Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5 Tokoh Tanggapi Polemik Bipang di Pidato Jokowi: Fadjroel Rachman, Ngabalin, hingga Fahri Hamzah

Pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut kuliner khas Kalimantan Bipang Ambawang, menuai polemik.

Penulis: garudea prabawati
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in 5 Tokoh Tanggapi Polemik Bipang di Pidato Jokowi: Fadjroel Rachman, Ngabalin, hingga Fahri Hamzah
Ist
Presiden Joko Widodo 

Dalam cuitannya, Roy mengajak masyarakat untuk memaafkan, karena Presiden Jokowi hanya membaca teks yang sudah disiapkan.

Namun hal tersebut haru menjadi evaluasi pihak istana.

"Viral statemen Pidato (yg diunggah resmi Akun KemenDag 05/05/21) ini karena ada jelas kata "Bipang (=baBI PANGgang) Ambawang". Sudahlah, ini bulan baik, Maafkan saja Presiden yg juga manusia biasa karena hanya membaca Teks yg sdh disiapkan. Tapi ini harus jadi Evaluasi Tim Istana," tulisnya dalam cuitannya.

5. Herman Khaeron

Kepala Badan Pembinaan Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (BPOKK) Partai Demokrat Herman Khaeron
Kepala Badan Pembinaan Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (BPOKK) Partai Demokrat Herman Khaeron (Tribunnews.com/ Chaerul Umam)

Anggota Komisi VI DPR Herman Khaeron juga turut serta menanggapi polemik tersebut.

Namun dirinya lebih banyak menanggapi soalsikap Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang meminta maaf atas ucapan Presiden Jokowi soal Bipang Ambawang.

Diketahui seusai pidato Presiden Jokowi dan menyebut Bipang, Mendag meminta maaf.

Berita Rekomendasi

Karena memang niat pemerintah, ujar Luthfi untuk mengajak masyarakat mencintai produk lokal.

Terkait ajakan membeli Bipang Ambawang, Herman melanjutkan, kemungkinan Presiden Jokowi hanya membaca teks yang telah disediakan tim Kepresidenan.

Baca juga: Polemik Bipang Ambawang, Ketua Fraksi PAN Minta Presiden Jokowi Tak Mudah Sebut Nama Produk

Dan menurutnya, pernyataan maaf yang disampaikan pihak Istana seperti Mensesneg sudah cukup mewakili Presiden yang kurang tepat menyampaikan ajakan membeli Bipang Ambawang saat Lebaran.

"Saya tidak mengerti kok Lutfi yang meminta maaf, semestinya Presiden atau diwakilkan ke Menteri Sekretaris Negara (meminta maaf)," diberitakan Tribunnews.com sebelumnya.

"Dengan pernyataan pihak Istana sudah mewakili. Namun, memang saya juga banyak tafsir dengan tampilnya Lutfi yang minta maaf, salah satunya mungkin saja ini programnya Mendag," tutur politukus Demokrat itu.

Menurut Herman pernyataan presiden tidak tepat karena momentumnya menyebut Bipang Ambawang atau babi panggang di tengah larangan mudik lebaran karena konteksnya hari besar agama Islam.

Berita soal polemik bipang lainnya.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Seno Tri Sulistiyono)

 
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas