Jubir Presiden, Mendag, Ngabalin Hingga Politisi 'Bela' Jokowi Soal Polemik Kuliner Bipang Ambawang
Lutfi mengatakan bahwa tidak ada maksud apapun dari pernyataan Presiden Jokowi yang mempromosikan sejumlah kuliner nusantara termasuk Bipang Ambawang.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Dewi Agustina
"Kenapa tidak dicek script-nya, kenapa tidak dicek sebelum dipublikasikan? Apa ada maksud ingin mendiskreditkan Presiden?," kata Mufti.
Anggota Komisi VI DPR ini juga mencermati kinerja Menteri Perdagangan M Lutfi. Mendag disebut Mufti beberapa kali keliru dalam memberikan masukan ke Presiden.
"Mulai dari benci produk asing sampai bipang ambawang yang viral di seluruh Indonesia, dan sampai jadi perbincangan di kalangan tokoh-tokoh agama di desa-desa di dapil saya," ujar Mufti yang berasal dari daerah pemilihan Pasuruan-Probolinggo ini.
Menurut Mufti, kinerja Mendag Lutfi “diuntungkan” dengan situasi pandemi di mana daya beli rakyat sedang tidak prima, sehingga membuat fluktuasi harga relatif terkendali saat bulan Ramadan dan jelang Lebaran.
Tercatat hanya daging sapi yang kini harganya relatif berfluktuasi.
"Tapi ingat, stabilitas harga bahan pokok saat ini bukan karena kinerja Mendag, tapi memang daya beli sedang susut," pungkas Mufti.
Baca juga: Bukan Hanya Bipang Ambawang yang Heboh Itu, Ketahui 5 Kuliner Khas Kalimantan Barat Lainnya
Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad juga ikut berkomentar.
Menurutnya, warga tak berburuk sangka kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mempromosikan kuliner bipang ambawang, khas Kalimantan Barat.
Pasalnya, warga menilai bahwa bipang yang dimaksud Jokowi yakni Babi Panggang, Sehingga tidak tepat apabila diidentikkan dengan kuliner lebaran.
"Soal polemik penyebutan bipang ambawang, jauhkan dulu dari buruk sangka kepada Presiden Jokowi," kata Dasco.
Wakil Ketua DPR itu berpendapat, dalam video bipang ambawang, posisi Presiden Jokowi hanyalah sebagai bintang iklan. Dia menduga Jokowi hanya mengikuti narasi pihak yang membuat iklan tersebut.
"Dalam video iklan kementerian Perdagangan tersebut, Presiden merupakan bintang iklannya. Jadi saya menduga presiden hanya mengikuti narasi yang sudah dibuat oleh pihak pembuat iklan tersebut," ujarnya.
Oleh karena itu, Dasco menyarankan agar Kementerian Perdagangan segera mendalami terkait video bipang ambawang tersebut. Dasco juga meminta agar ada evaluasi proses pembuatan video pidato yang diduga iklan tersebut.
"Saya berharap Kemendag segera mendalami dan mengevaluasi proses pembuatan iklan tersebut," kata dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.