Resmi dari Pemerintah Federasi Rusia, Ini Isi Dekrit Penghargaan buat Megawati Soekarnoputri
Dekrit untuk pemberian penghargaan itu dikeluarkan oleh Presiden Federasi Rusia, Vladimir Putin.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Federasi Rusia menganugerahkan bintang Order of Friendship kepada Presiden RI Kelima yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Dekrit untuk pemberian penghargaan itu dikeluarkan oleh Presiden Federasi Rusia, Vladimir Putin.
Penghargaan dari Pemerintah Federasi Rusia tersebut dikeluarkan lewat sebuah dekrit yang ditandatangani oleh Presiden Vladimir Putin.
Dan kemudian dibacakan oleh Dubes Rusia untuk RI, Lyudmila Vorobieva saat menyerahkan penghargaan di Jakarta, Rabu (2/6/2021).
Baca juga: Megawati Akui Bicara Dengan Presiden Jokowi Agar Perkuat Riset Ruang Angkasa dengan Rusia
Lyudmila membacakan isi dekrit itu sesuai teks aslinya berbahasa Rusia. Isi terjemahannya ke bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
"DEKRIT
PRESIDEN FEDERASI RUSIA
Tentang Penghargaan Negara Federasi Rusia
Atas jasa-jasa besar dalam mempererat persahabatan, kerjasama dan saling pengertian antara rakyat Rusia dan Indonesia diberikan penghargaan
BINTANG PERSAHABATAN
SUKARNOPUTRI
Diah Permata Megawati Setiawati
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan,
Warga Negara Republik Indonesia
Presiden Federasi Rusia
Vladimir Putin
Moskow, Kremlin
10 Februari 2020
No. 102."
Terpisah, Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa Pemerintahan Rusia, dahulu disebut sebagai Uni Soviet, juga memiliki peran dalam perjuangan di awal kemerdekaan Indonesia.
Negeri kita, kata Hasto, berumur masih sangat muda saat itu karena baru merdeka, dan menghadapi meja perundingan Linggarjati dan Renville.
Menurut Hasto, kedua perjanjian tersebut merugikan Indonesia. Dan pada titik itu, Uni Soviet hadir dan berperan membantu Indonesia.
"Ketika perjanjian Linggarjati dan Renville merugikan Indonesia, Uni Soviet melakukan tekanan di dunia internasional, membela Indonesia atas ketidakadilan yang terjadi,” kata Hasto.