Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jazilul Fawaid: Kecangihan Teknologi, Pemuda Masa Kini Harus Lebih Bersemangat Mengisi Kemerdekaan

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengingatkan bahwa hadirnya generasi muda termasuk para santri dalam perjalanan sejarah

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Jazilul Fawaid: Kecangihan Teknologi, Pemuda Masa Kini Harus Lebih Bersemangat Mengisi Kemerdekaan
Istimewa
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengingatkan bahwa hadirnya generasi muda termasuk para santri dalam perjalanan sejarah bangsa tidak bisa dipandang sebelah mata.

Kiprah pemuda terutama di era perjuangan, bahkan menjadi salah satu faktor utama penentu tercapainya kemerdekaan Indonesia.

Di antaranya peristiwa fenomenal Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang digagas, dan dilaksanakan oleh pemuda dari berbagai daerah, berhasil meletakkan dasar persatuan dan kebhinnekaan bangsa.

Contoh lainnya, dua tokoh proklamator yakni Bung Karno dan Bung Hatta dan beberapa pahlawan nasional memulai perjuangannya saat masih di usia muda.

Baca juga: ASTI: Ketersediaan Serat Optik Dibutuhkan untuk Optimalkan Teknologi 5G

"Dengan situasi serta kondisi yang serba sederhana dan terbatas, mereka mampu membawa bangsa ini menjadi negara berdaulat lalu mewariskannya kepada generasi sekarang untuk dinikmati," kata Jazilul dalam keterangannya, Selasa (8/6/2021).

Semestinya, lanjut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang biasa disapa Gus Jazil ini, pemuda-pemuda masa kini lebih bersemangat dan lebih hebat lagi berjuang dalam mengisi kemerdekaan dibanding para pahlawan bangsa dahulu.

Berita Rekomendasi

Apalagi, mereka didukung kecanggihan teknologi digital seperti telepon pintar, internet, dan sebagainya.

"Tapi, harus diakui semakin modern jamannya, semakin besar dan kompleks tantangan yang harus dihadapi para pemuda. Untuk menjawab itu, Indonesia membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul yang hanya bisa didapat melalui sistem dan lembaga pendidikan berkualitas," ujarnya.

Baca juga: Rektor UI: Kegagapan Menguasai Teknologi Membuat Masyarakat Rentan Terpengaruh Hoaks

Gus Jazil sendiri berpendapat untuk mencetak para santri atau anak didik menjadi manusia Indonesia unggul, mereka harus dibekali dengan empat ilmu yakni, Pertama, Ilmu Etika.

"Etika sangat penting, jangan sampai anak mendapatkan ilmu pengetahuan yang bagus tapi minim etika. Ilmu agama adalah salah satu bagian dari ilmu etika yang mengajarkan kepada anak bagaimana cara bergaul dengan Allah SWT Tuhan Semesta Alam dan bagaimana cara bergaul dengan sesama," tambahnya.

Kedua, Ilmu Matematika atau menghitung. Ketiga, Ilmu Bahasa. Pengetahuan bahasa sangat dibutuhkan, minimal anak didik mesti menguasai empat bahasa yaitu bahasa ibu, bahasa nasional dan dua bahasa asing. Keempat, Ilmu Logika atau Filsafat.

Baca juga: Bamsoet: Pencurian Data Jadi Penyebab Percepatan Infrastruktur Teknologi Informasi Harus Dilakukan

Ilmu ini mesti diajarkan. Sebab, jika anak didik di masa depan menjadi pemimpin atau menduduki posisi strategis lainnya, ia akan mampu membuat berbagai keputusan yang bijak sebab, sudah terbiasa diajari berpikir baik saat menempuh pendidikan.

Melihat luarbiasanya peran pemuda saat ini dalam menjaga dan merawat serta mengisi kemerdekaan warisan para pendiri bangsa, Gus Jazil mengajak lembaga-lembaga pendidikan baik negeri dan swasta termasuk ponpes agar memasukkan empat ilmu tersebut dalam kurikulum kegiatan belajar mengajarnya, demi masa depan negara.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas