Jelang PTM Terbatas Dimulai, Vaksinasi Guru Baru 40 Persen
Jelang pembukaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas Juli mendatang, baru 40 persen guru menerima suntikan vaksin Covid-19.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Alexander K Ginting mengungkap, capaian vaksinasi Covid-19 bagi guru belum mencapai target.
Jelang pembukaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas Juli mendatang, baru 40 persen guru menerima suntikan vaksin Covid-19.
Padahal guru dan tenaga pendidik telah diprioritaskan pemerintah sebagai penerima vaksinasi tahap kedua.
Menurutnya, banyak guru beralasan ragu-ragu.
"Persoalannya sekarang seluruh guru-guru Indonesia yang didaftar masih sekitar 40% yang mau divaksin. Banyak alasannya yang ragu, yang masih tidak mengerti, masih mikir-mikir," ungkapnya dalam Talkshow bersama Tribunnews.com, Kamis (10/6/2021).
Baca juga: Sekolah Tatap Muka: Guru Tidak Boleh Punya Riwayat Komorbid
Ia mengatakan, pelaksanaan PTM terbatas dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan persyaratan sebagai berikut.
Dilakukan dua kali seminggu. Hanya dihadiri 25 persen dari jumlah tot murid satu kelas.
Kemudian proses belajar hanya 2 jam di dalam hari tersebut.
"Jadi tidak sama dengan yang selama ini. Tapi tatap muka ini untuk mengimplementasikan apa yang mereka dapat secara daring," tegas dr.Alexander.
Selain itu, pendukung lain yang harus diperhatikan adalah komunitas sekolah seperti penjaga keamanan, office boy, atau supir bis sekolah.
Baca juga: Mendikbudristek: Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Tetap Digelar Juli
"Kita berharap kalau kita sudah mulai pembelajaran tatap muka supaya orang tuanya aman nyaman tidak was-was semua infrastruktur yang ada di dalam sekolah tersebut harus divaksinasi," ungkap dia.
Menyinggung terkait vaksin Covid-19 untuk anak-anak, ia mengatakan pemerintah masih menunggu kajian apakah vaksin yang ada kini dapat diperuntukan untuk anak-anak.
"Anak-anak ini luas. Ada yang remaja, balita, 7 tahun dan 12 tahun. Jadi gradasinya itu berbeda-beda," ungkap Alexander.