Pakar Komunikasi Nilai Kelompok Kepentingan dan Pemilik Media Turut Jadi King Makers Pilpres 2024
Pakar komunikasi politik Emrus Sihombing menilai kelompok kepentingan dan pemilik media bisa menjadi king makers pada Pilpres 2024.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar komunikasi politik Emrus Sihombing menilai kelompok kepentingan dan pemilik media bisa menjadi king makers pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Emrus mengatakan kelompok kepentingan tidak nampak di permukaan namun memiliki kekuatan logistik yang kuat.
Hal itu disampaikannya dalam diskusi daring bertajuk 'The King Makers 2024: Megawati, Jokowi, Prabowo, Siapa Lagi?' yang digelar ParaSyndicate, Rabu (30/6/2021).
"Ada tambahan king maker lagi, the real king maker di sudut komunikasi politik itu kelompok kepentingan," kata Emrus.
Dijelaskan Emrus, dengan kekuatan logistik yang kuat, kelompok kepentingan tak hanya terlibat dalam pembiayaan kegiatan politik.
Baca juga: Qodari Ngotot Duetkan Prabowo dengan Jokowi di Pilpres 2024, Fadli Zon Tuding Itu Siasat Menjegal
Jauh dari itu mereka ikut terlibat dalam penentuan pemasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
Tujuannya mendapatkan kekuataan di bidang ekonomi.
"Sangat powerfull, karena bagaimanapun mereka bisa menentukan perjalanan ekonomi kita ke depan," ujarnya.
Sementara peran media tak kalah penting.
Baca juga: Dukung Jokowi-Prabowo di Pilpres 2024, Qodari Dorong Amandemen UUD 1945
Emrus mengatakan media bisa menggiring opini publik.
Karenanya, keterlibatan media dibutuhkan untuk mengonstruksi tokoh tertentu, bisa men-downgrade tokoh tertentu dan juga bisa meng-upgrade tokoh tertentu melalui media massa.
"Ketika media tidak diikutsertakan maka mereka ini akan membangun sisi lain yang mendowngrade, fakta memang. Tapi kalau diikutsertakan maka akan diangkat sisi positif, fakta juga. Karena itu akan bermain dengan agenda setting dan framing. Jadi pemilik media, salah satu dari pada king maker tersebut," ujarnya.
Di sisi lain, Emrus melihat peran dan keterlibatan asing dalam kontestasi pemilihan.
Baca juga: Bukan Saatnya Bicara Pilpres, Imbau Seluruh Anak Bangsa Partisipasi Aktif Tangani Covid-19
Misalnya, seorang kontestan Pilpres yang mendapatkan pinjaman dari lembaga internasional.
"Kekuatan internasional juga akan menentukan, walaupun secara tidak langsung mereka mengkalkulasi ini. mungkin tidak terlibat dalam suatu penentuan secara diskusi, tetapi secara tidak langsung itu akan menjadi kalkulasi," kata Dewan Pakar Indonesian Professional Speakers Association (IPSA) ini.