Tanggapi Kritikan BEM UI soal The King of Lip Service, Jokowi: Kritik ya Boleh-boleh Saja
Jokowi akhirnya menanggapi kritik dari BEM UI yang menyebutnya The King of Lip Service. Sebut kritik boleh-boleh saja.
Penulis: Shella Latifa A
Editor: Sri Juliati
Ia pun berharap, jangan sampai pihak rektorat meniru pemerintahan zaman orba.
"Semua kekuasaan absolut itu berbahaya. Bahkan dalam lembaga agama pun berbahaya."
Baca juga: Isi Surat dan Nama Pengurus BEM UI yang Dipanggil Rektorat karena Kritik Jokowi King of Lip Service
"Maka agama menyadari kelemahan mental manusia ini. Maka manusia dibatasi. Bahkan nabi dibatasi."
"Jadi kelemahan Orba adalah absolutisme. Itu jangan ditiru apalagi dipuji. Jangan salah baca!," lanjutnya.
Fahri menuturkan, kampus harus menjadi sumber kebebasan mahasiswanya.
Dikatakannya, meski di situasi pandemi Covid-19 yang membelenggu, seseorang boleh berfikir secara bebas.
Baca juga: BEM UI Sebut Jokowi King of Lip Service, Ini Respons Istana
Lanjut Fahri, kampus merupakan tempat tumbuhnya bibit generasi pemimpin.
"Semoga tindakan Rektorat UI tidak benar. Kampus harus menjadi sumber kebebasan. Masa depan kita adalah kebebasan."
"Meski pandemi membelenggu fisik kita tapi jiwa dan pikiran harus merdeka."
"Kampus adalah persemaian generasi kepemimpinan yang harus terlepas dari pengangkangan!," jelas Fahri.
Baca berita seputar Kinerja Jokowi lainnya
(Tribunnews.com/Shella Latifa)