Kasus Covid-19 Melonjak, Tiga Negara Ini Putuskan Evakuasi Warganya dari Indonesia
Di tengah lonjakan kasus Covid-19, tiga negara ini putuskan mengevakuasi warganya dari Indonesia.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Arif Fajar Nasucha
Sebelumnya, menurut pusat layanan Covid-19 ITCC, sejak 6 hingga 12 Juli lalu, sebanyak 72 warga Taiwan di Indonesia dipastikan terinfeksi Covid-19.
Baca juga: Tanggapan Sharp Indonesia Terkait Pemulangan WN Jepang Akibat Lonjakan Kasus Covid-19
Sebanyak 10 diantaranya telah dinyatakan pulih, sementara empat orang lainnya meninggal.
Menurut pengusaha Taiwan Indonesia, jumlah warga Taiwan yang meninggal akibat Covid-19 di Indonesia sedikitnya mencapai delapan orang.
Di sisi lain, Kepala Kantor Perwakilan Taiwan di Jakarta, Chen Chung mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan untuk mengevakuasi warga negara Taiwan dari Indonesia jika hal yang sama dilakukan pula oleh negara lainnya
3. Jepang
Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi mengatur penerbangan khusus bagi warga Jepang yang mau pulang ke Jepang.
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi pandemi Covid-19 yang merebak di Indonesia.
"Kami mulai mempertimbangkan untuk mengatur penerbangan khusus bagi orang Jepang di Indonesia untuk kembali ke Jepang, di mana situasi infeksinya serius menyebar luas," kata Menlu Motegi kepada Tribunnews.com pada Selasa (13/7/2021).
Di Indonesia, situasi pandemi Covid-19 menjadi serius karena cepatnya penyebaran baru virus corona varian Delta.
Menteri Luar Negeri Motegi mengumumkan pada tanggal 12 Juli, tercatat sedikitnya 14 orang Jepang yang tinggal di Indonesia telah meninggal karena terinfeksi virus corona baru.
Selain itu, terungkap bahwa maskapai penerbangan Jepang sedang melakukan penyesuaian untuk mengatur penerbangan khusus sehingga mereka yang ingin dapat kembali ke Jepang sesegera mungkin.
"Selanjutnya, kami telah memutuskan untuk memberikan tambahan 1 juta dosis vaksin AstraZeneca yang diproduksi di Jepang secara gratis kepada Indonesia," katanya.
"Kami akan terus mengambil semua langkah yang mungkin untuk melindungi orang Jepang di luar negeri," tambahnya.
(Tribunnews.com/Maliana/Fitri Wulandari/Richard Susilo)