Jokowi: Bayangkan Kalau Pembatasan Dilonggarkan dan Kasus Covid-19 Naik, Faskes Kita Bisa Kolaps
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa Pandemi Covid-19 belum bisa diprediksi kapan akan berakhir.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
Presiden meminta jajaran pimpinan daerah untuk memberikan kepemimpinan yang baik di seluruh tingkat pemerintahan dari gubernur sampai lurah atau kepala desa.
“Kita membutuhkan kepemimpinan lapangan yang kuat untuk menghadapi pandemi sekarang ini, kepemimpinan yang paham lapangan, bisa bergerak cepat, dan responsif,” urai Jokowi.
Jokowi meminta pemda dan forkopimda fokus berupaya mengejar percepatan vaksinasi dan penerapan protokokol kesehatan. Ia mengatakan, pemerintah pusat akan selalu mendukung pemda.
“Kemudian yang penting juga penyiapan ruang isolasi, terutama untuk yang bergejala ringan. Kalau bisa ini sampai di tingkat kelurahan/desa. Paling tidak ada tempat isolasi terpusat di kecamatan, terutama ini untuk kawasan padat di kota-kota,” ujar Presiden Jokowi.
Ia meminta pemda untuk menambah tempat tidur rumah sakit dan menyiapkan rumah sakit darurat sebagai antisipasi, bila terjadi lonjakan kasus Covid-19.
“Paling tidak kita memiliki di dalam perencanaan itu bagaimana kalau rumah sakit itu penuh. Jangan rumah sakit sudah penuh, baru menyiapkan,” kata Jokowi.
Oleh karenanya dalam menghadapi Pandemi ini, kata Presiden butuh nafas yang panjang.
Ia meminta Kepala Daerah, mulai dari Gubernur, Bupati, Wali Kota, dan jajaran Forkopimda untuk fokus pada penanganan Pandemi, baik itu dari sisi kesehatan maupun aspek ekonominya.
"Serta manajemen serta pengorganisasian adalah kunci. dan saya minta semua mesin organisasi dijalankan dengan sebaik-baiknya," kata Jokowi.
Presiden mengatakan dalam penanganan Pandemi ini dibutuhkan kepemimpinan lapangan yang kuat serta paham lapangan.
Selain itu dibutuhkan kepemimpinan yang bisa bergerak cepat dan responsif.
"Kepemimpinan lapangan ini harus kuat di semua level pemerintahan, dari level atas sampai level Kecamatan tingkat kelurahan dan desa," pungkasnya.
Sumber: Kompas.TV/Tribunnews.com